Untuk Lawan COVID-19, Apple dan Google Kerja Sama Kembangkan Aplikasi

5 min


125
Untuk Lawan COVID-19, Apple dan Google Kerja Sama Kembangkan Aplikasi

Dua perusahaan raksasa teknologi yang berdiri di Silicon Valley, Apple dan Google, terkenal sebagai dua rival yang terus mengembangkan inovasi untuk mengatasi satu sama lain.Namun, sejak pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19) yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2) merajalela di seluruh dunia, Apple dan Google memutuskan untuk bergandengan tangan membantu pemerintah dunia dalam menanggulangi pandemi tersebut di sektornya, sektor digital.Oleh karena itu, pada Jumat (10/4), melalui blog newsroom masing-masing, Apple dan Google mengumumkan kerja sama dalam mengembangkan satu aplikasi “ajaib” untuk menyudahi pandemi COVID-19.1. Aplikasi lacak SARS-CoV-2 dengan Bluetoothbusinessinsider.sgBaik CEO Apple, Tim Cook, atau CEO Google, Sundar Pichai, mereka menyatakan bahwa penelusuran kontak (contact tracing) adalah salah satu metode utama yang diterapkan oleh tim kesehatan dunia dalam menekan angka penularan COVID-19 di masyarakat.Melalui kerja sama mereka, Apple dan Google mengumumkan pengembangan sebuah sistem untuk melacak penyebaran SARS-CoV-2. Sistem ini akan memungkinkan pengguna untuk berbagi data melalui transmisi Bluetooth Low Energy (BLE) dan aplikasi yang disahkan oleh organisasi kesehatan terkemuka.2. Cara kerja aplikasi lacak COVID-19 Apple-Googleblog.google.comApple dan Google menjelaskan bahwa sistem baru tersebut akan menggunakan teknologi BLE, koneksi Bluetooth jarak pendek, untuk membangun jaringan pelacakan kontak, menjaga data ekstensif pada ponsel yang saling berdekatan satu sama lain.Aplikasi resmi dari otoritas kesehatan masyarakat akan mendapatkan akses ke data ini dan pengguna yang mengunduh aplikasi resmi tersebut dapat melaporkan jika mereka terdiagnosis dengan COVID-19.Sistem ini juga akan memperingatkan orang yang mengunduhnya jika mereka telah bertukar kontak atau berdekatan dengan orang yang terinfeksi. Berikut cara kerjanya aplikasi tersebut:blog.google.com Dua individu, Alice dan Bob, bertemu pertama kali dan berbincang-bincang selama 10 menit. Di saat bersamaan, Bluetooth pada ponsel cerdas mereka (entah iOS atau Android) saling bertukar suar pengenal anonim. Ternyata, Bob teruji positif COVID-19. Kemudian, ia memasukkan hasil tesnya ke sebuah aplikasi dari otoritas kesehatan masyarakat. Dengan izin Bob, ponsel cerdasnya mengunggah data suar kunci selama 14 hari terakhir ke suar pemancarnya agar dapat diteruskan ke penyimpanan awan. blog.google.com Di waktu yang sama dan berbeda tempat, Alice tidak sadar bahwa ia pernah berdekatan dengan Bob yang ternyata terinfeksi SARS-CoV-2. Saat itu, ponsel cerdas Alice mengunduh kunci suar pemancar orang-orang yang positif COVID-19 di daerahnya. Lalu, ponsel cerdas Alice mengenali data Bob. Alice kemudian mendapatkan notifikasi peringatan pernah berdekatan dengan Bob yang sekarang positif COVID-19. Tak hanya memberitahu, ponsel cerdas Alice juga memasok langkah-langkah penanggulangan dari otoritas kesehatan terpercaya. Baca Juga: TikTok Donasi Rp100 Miliar untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia 3. Kapan aplikasi ini dapat diakses?abcnews.comApple dan Google membagi distribusi aplikasi ini dalam dua fase.Pada fase pertama, Apple dan Google akan memperkenalkan sepasang antarmuka pemrograman aplikasi (API) untuk iOS dan Android pada pertengahan Mei. Mereka memastikan aplikasi otoritas kesehatan ini dapat diimplementasikan juga pada sistem aplikasi mereka. “Pertama, pada bulan Mei, kedua perusahaan akan merilis API yang memungkinkan interoperabilitas antara perangkat Android dan iOS menggunakan aplikasi dari otoritas kesehatan masyarakat,” tulis Apple dan Google. Selama fase ini, para pengguna masih harus mengunduh aplikasi dari otoritas kesehatan demi kemudahan pelacakan kontak.Pada fase kedua yang akan diterapkan beberapa bulan setelah fase pertama, menganggap mayoritas masyarakat telah memiliki aplikasi tersebut, Apple dan Google akan memasukkan fungsi penelusuran ke dalam sistem operasi yang mendasarinya.Dengan kata lain, tanpa aplikasi tersebut, ponsel Android dan iOS akan segera dapat melakukan pelacakan kontak dengan BLE. “Dibandingkan dengan API, ini adalah solusi yang lebih matang dan memungkinan lebih banyak orang untuk ikut berpartisipasi, jika mereka memilih untuk ikut serta. Selain itu, solusi aplikasi ini juga memungkinkan interaksi dengan ekosistem aplikasi dan otoritas kesehatan pemerintah yang lebih luas,” tulis Apple dan Google lebih lanjut. Aplikasi ini dapat diunduh di “toko” sistem operasi masing-masing, Play Store dan App Store.4. Usaha mandiri Google dan Apple sebelumnyaapp.apple.com

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Berbicara soal usaha dua raksasa teknologi ini, Apple dan Google sebelumnya telah melakukan usaha mandiri untuk membantu pemerintahan dunia dalam menekan angka penyebaran COVID-19.Dari pihak Apple, pada 27 Maret, perusahaan besutan Steve Jobs tersebut meluncurkan sebuah situs web dan aplikasi, hasil kerja samanya dengan Gedung Putih dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS.Situs web dan aplikasi tersebut tidak menawarkan uji COVID-19 apalagi penelusuran kontak, melainkan menanyakan pada para penggunanya beberapa pertanyaan seputar gejala COVID-19. Jika gejala tersebut kronis, situs web dan aplikasi tersebut akan menyarankan pengguna untuk segera berobat atau menelepon ambulans.Selain survei berupa situs web dan aplikasi tersebut, Apple, bekerja sama dengan Stanford University, juga mengembangkan sebuah aplikasi bernama “First Responder COVID-19 Guide” yang dirilis pada 9 April. Aplikasi tersebut memungkinkan pengguna dengan gejala COVID-19 untuk mendapatkan lokasi tes lantatur (drive-thru).google.comDari pihak Google, salah satu perusahaan mitranya yang berada di bawah naungan Alphabet Inc., Verily, juga ikut berusaha untuk menekan penyebaran COVID-19 dengan meluncurkan sebuah situs pada 15 Maret untuk mengarahkan mereka dengan gejala untuk mengikuti tes di lokasi uji COVID-19 setempat.Google juga merilis laman web mengenai informasi gejala, pencegahan, dan perawatan COVID-19 yang dapat diakses oleh netizen dari berbagai penjuru dunia.Bukan hanya COVID-19, Google juga memperhatikan nasib para pekerja yang harus kehilangan pekerjaannya dikarenakan COVID-19. Oleh karena itu, Google, bekerja sama dengan pemerintah kota bagian New York, merilis portal pendaftaran pengangguran agar mereka dimudahkan untuk mendapatkan tunjangan.Memantau efektivitas pembatasan jarak masyarakat dunia, Google juga merilis situs web “The COVID-19 Community Mobility Reports” yang menunjukkan apakah masyarakat dunia patuh terhadap larangan berkumpul dari pemerintah. Situs tersebut disebut membantu badan kesehatan dunia untuk memantau titik panas penyebaran COVID-19.Dengan kata lain, Google dan Apple telah melakukan usaha besar di bidangnya untuk membantu pemerintah dunia dalam menanggulangi COVID-19 secepatnya.Namun, ternyata, Apple dan Google sadar bahwa mereka harus bersatu untuk mengembangkan cara yang lebih efektif untuk menahan COVID-19, yaitu dengan aplikasi gabungan ini.5. Apple dan Google jamin keamanan dan privasi penggunapexels.com/Ahmed AqtaiMeskipun aplikasi Apple dan Google tersebut dibuat untuk tujuan mulia, tetap saja ada pro dan kontranya. Salah satu kontranya adalah kelemahan teknologi untuk menjamin keamanan data para pengguna.Penelusuran kontak secara digital memang diperkirakan ampuh untuk mempercepat proses deteksi COVID-19. Akan tetapi, beberapa pihak mempertanyakan jaminan Apple dan Google terhadap proteksi data pribadi para calon pengguna aplikasi tersebut.Pada Rabu (8/4) lalu, American Civil Liberties Union (ACLU) merilis sebuah pernyataan digital setebal 9 halaman mengenai ketakutan masyarakat terhadap perusahaan teknologi yang akan melacak data mereka.Lagi pula, efektivitas aplikasi ini pun masih dipertanyakan. Karena aplikasi lacak COVID-19 ini masih relatif baru, maka beberapa pihak mengaku takut terhadap kelemahan sistem yang fatal.Apple dan Google pun masih berdiskusi dengan otoritas kesehatan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya tentang upaya menjalankannya. Apa kata Apple dan Google tentang tuduhan tersebut?freepik.comApple dan Google menjelaskan bahwa aplikasi tersebut mengandalkan koneksi Bluetooth jarak pendek. Jadi, pengguna tidak perlu takut akan diretas atau dapat dilacak lokasinya oleh oknum-oknum jahat. “Privasi, transparansi, dan persetujuan para pengguna adalah hal terpenting dalam upaya ini.” Tidak seperti beberapa metode lain, Bluetooth tidak akan melacak lokasi fisik individu. Aplikasi ini akan mengambil sinyal koneksi Bluetooth ponsel cerdas terdekat dalam jeda waktu 5 menit dan menyimpan koneksi-koneksi tersebut di dalam database.Jika satu individu di satu daerah dinyatakan positif COVID-19, mereka dapat memasukkan hasil tes COVID-19 positif mereka ke dalam aplikasi. Melalui penyimpanan awan, aplikasi tersebut dapat memberi tahu ponsel lainnya di daerah tersebut yang pernah lewat dalam jarak dekat pada hari-hari sebelumnya.Sistem aplikasi ini juga mengambil sejumlah langkah untuk mencegah orang agar tidak dapat dilacak keberadaannya, bahkan setelah mereka membagikan data mereka.Sementara aplikasi secara teratur mengirimkan informasi melalui Bluetooth, aplikasi tersebut juga menyebarkan kunci anonim, bukan identitas statis. Lagi pula, kunci-kunci anonim tersebut, sesuai namanya, mengalami siklus pergantian tiap 15 menit untuk menjaga privasi.Saat seseorang sudah berbagi data tes bahwa mereka telah terinfeksi COVID-19, aplikasi ini hanya akan membagikan kunci dari periode tertentu di mana mereka dapat menularkan SARS-CoV-2.medium.comSistem aplikasi ini mungkin tidak dapat menggantikan metode pelacakan kontak kuno, melibatkan proses wawancara individu mengenai riwayat perjalanan dan kontak antar individu sebelum timbulnya gejala.Walaupun begitu, aplikasi ini digadang-gadang menawarkan pertolongan berteknologi tinggi untuk para pengguna gawai iOS dan Android yang tersebar di seluruh dunia.Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona) Baca Juga: Resmi, Pemerintah Rilis Aplikasi 10 Rumah Aman untuk Tangkal COVID-19


Like it? Share with your friends!

125

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak