Cerita Pemuda Depok Pembuat Google Doodle Noken Papua Halaman all

1 min


121
Cerita Pemuda Depok Pembuat Google Doodle Noken Papua Halaman all

StikerWA.com – Noken, tas tradisional asal Papua, menjadi gambar yang terpampang pada Google doodle, Jumat (4/12/2020).
Berdasarkan keterangan resmi Google, noken diabadikan untuk merayakan penetapannya sebagai daftar warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Penetapan itu dilakukan pada 4 Desember 2012.
Doodle tersebut merupakan karya ilustrator asal Depok, Jawa Barat, bernama Danu Fitra Nugraha.
Danu menceritakan pembuatan Google doodle tama noken Papua tersebut dimulai dari dua bulan lalu. Ia awalnya dihubungi pihak Google via email.
“Pihak Google meminta tiga alternatif sketsa,” kata Danu saat dihubungi StikerWA.com, Sabtu (5/12/2020).
Dari tiga sketsa tersebut, tema noken terpilih ke proses selanjutnya untuk dijadikan Google doodle.
Baca juga: Noken Papua Jadi Google Doodle Hari Ini, Berikut Filosofi dan Cara Membuatnya

Danu mengaku Google doodle yang dibuatnya terinspirasi noken Wamena. Sementara, landscape yang dipilih pada Google doodle tersebut menggambarkan Lembah Baliem Wamena.
“Saya pengen ngegambarin gimana noken menjadi simbol kehidupan yang baik. Karena noken dibuat dari bahan di hutan lalu digunakan untuk membawa hasil bumi di hutan juga,” ungkap Danu.
Pada Google doodle tersebut, ia juga ingin menggambarkan perjalanan wanita-wanita di Papua membawa hasil bumi ke rumah masing-masing.
“Di doodle ini saya banyak terinspirasi dari motif noken yang cenderung garis-garis, namun warnanya sangat beragam,” tuturnya.
Ke depan, Danu berharap dapat kembali membuat karya yang berkaitan dengan Indonesia.
“Saya harap bisa sering bikin karya yang berkaitan dengan Indonesia, khususnya kebudayaannya,” pungkasnya.
Baca juga: Mengenal Noken Papua yang Jadi Doodle Google Hari Ini dan Cerita di Baliknya
Filosofi noken
Bagi masyarakat Papua, mengutip laman Itjen Kemendikbud, noken bukan sekadar tas untuk membantu mereka membawa barang. Banyak nilai-nilai yang diajarkan dari generasi ke generasi melalui noken.
” Noken mengajarkan kita tentang berbagi, demokrasi, dan kebenaran,” kata Ketua Yayasan Noken Indonesia, Titus Christoforus Pekei dalam dialog tentang Papua, di Jakarta, 18 November 2019.
Di lain kesempatan, Titai juga menyebut noken seperti rahim seorang ibu. Darinya, ada kehidupan dan eksistensi untuk terus hidup dan lestari, sebagaimana dikutip dari laman Pusaka.
Tak berhenti di situ, noken juga menyimpan makna menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Hal ini bisa dilihat dari bahan dan proses pembuatan yang dilakukan, semua bersahabat dengan lingkungan.
Ia menyebut, awalnya noken banyak diremehkan oleh orang-orang, karena mereka tidak mengetahui makna penting noken bagi masyarakat Papua.
Baca juga: Noken, Tas Tradisional khas Papua yang diakui UNESCO


Like it? Share with your friends!

121

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak