Ungkapan Maaf dan Selamat Berlebaran Paling Pasaran di Whatsapp

3 min


119
Ungkapan Maaf dan Selamat Berlebaran Paling Pasaran di Whatsapp

PERNAH enggak sih dapat broadcast massage berasa dejavu. Perasaan tahun lalu kalimatnya persis begini. Lebih dari dua puluh orang juga kirim pesan lebaran serupa. Sampai hapal tiap kata. Bosan enggak sih!
Kadang, entah saking sibuk atau emang terlalu mager, banyak orang kirim ungkapan selamat berlebaran atau sekadar bermaafan copy-paste dari orang lain. Parahnya, salin ulang ungkapan tersebut terjadi secara masif sehingga jadi template.


Baca juga:
Pelajaran Penting Minta Maaf Berujung Materai Rp10.000

Bahkan, saat puasa belum juga selesai di hari terakhir, di whatsapp banjir kiriman ungkapan berlebaran dengan konten serupa. Kamu pasti pernah mengalami dapat kiriman kayak setiap tahun berulang aja. Kreatif sedikit kek.
Jadi, jelang Idulfitri mereka sibuk bongkar ponsel buat cari ucapan terbaiknya tahun lalu kemudian copas, ganti tahun hijriyahnya lalu kirim lagi.
Mungkin ada beberapa dari kamu dapat ucapan lebaran paling sering muncul, berulang tiap tahun, dan pasaran banget. Berikut beberapa template ucapan Idulfitri sering muncul saat Lebaran:

1. Ucapan Puitis

Minta maaf dimulai dengan doa (Sumber: Freepik/odua)

“Ketika tangan tak mampu menjabat. Ketika kaki tak mampu melangkah. Hanya hati mampu berbisik. Mohon maaf lahir dan batin, selamat Idulfitri”.
Ngaku deh! Kamu pasti pernah minimal sekali dalam hidupmu dapat pesan template kayak gini. Malah, bisa jadi kamu pernah kirim buat orang lain? Ucapan Selamat Idulfitri macam ini tuh sejuta umat banget! Saking legendarisnya, kata-kata ini sampe dibuat memenya loh.
Lagian masih zaman apa kasih ungkapan selamat berlebaran sok-sokan puitis. Tangan tak mampu menjabat, berasa abis pemilu. Kaki tak mampu melangkah, kayak seolah mau trekking. Hati berbisik? Pasir kali ah berbisik.
Langsung aja sih, intinya selamat berlebaran dan minta maaf. Ya, kalau mau keren coba cari rangkaian kata lain paling kekinian. Chairil Anwar aja mungkin jengah lihat rangkaian puitis tersebut.

2. Ucapan Puitis Tapi Enggak Nyambung

Minta maaf puitis tapi ngga nyambung (Sumber: Freepik/odua)

“Jika hati sejernih air, jangan biarkan ia keruh. Jika hati seputih awan, jangan biarkan dia mendung. Jika hati seindah bulan, hiasi ia dengan iman. Selamat hari raya Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin”.
Selain tangan tidak mampu menjabat, ada lagi Ucapan Idulfitri enggak kalah legendaris. Kenapa legendaris? Sebab, sok-sokan puitis tapi enggak nyambung.
Di awal kalimat sih kayaknya puitis banget, tapi pas ke bawah mulai agak aneh. Maksudnya mau ke mana sih. Segala air, awan, dan bulan dibawa-bawa. Mau belajar astronomi apa gimana sih.
Dari dua kasus di atas, kemungkinan kebanyakan orang berusaha menyampaikan sesuatu dengan kata-kata puitis agar terkesan indah. Sejurus juga keindahan dirangkai dengan keagungan suasana lebaran. Padahal, pertama, belum tentu indah. Kedua, mungkin indah tapi kalau enggak nyambung buat apa juga.
Kata-kata puitis belum tentu indah. Bisa jadi picisan semata. Sementara, kata-kata indah enggak harus puitis. Ingat, intinya kamu ingin menyampaikan selamat merayakan hari raya Idulfitri, dan bukan memperingati bulan bahasa.


Baca juga:
Aku Non Muslim Memandang Tradisi Maaf-Maafan Lebaran

3. Penuh Doa

Maaf-maafan penuh doa tapi jangan sampai keseringan juga. (Sumber: Freepik/odua)

“Assalamu ‘allaikum wr.wb. Ya Allah…, di pengujung bulan Ramadan ini ku kirimkan do’a utk saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku, dan orang-orang kuhormati serta kucintai. Mohon berikanlah pada mereka kesehatan, tawadhu’ dalam Iman, keluarga bahagia, rizki barokah, serta terimalah amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadhan tahun depan. Amin”.
Kami sekeluarga memohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan, ucapan, maupun perbuatan baik sengaja maupun tidak.
“SELAMAT IDUL FITRI 1 SYAWAL 1442 H”.
Biasanya sebelum menyampaikan permintaan maafnya, pengirim ucapan Idulfitri macam ini membuka pesannya dengan doa panjang banget.
Memang segala bentuk doa tentu baik. Energinya siapa tahu sampai. Apalagi semua orang pasti ingin menjadi lebih baik dan senang apabila beroleh doa.
Namun, bila seluruh rangkaian tersebut diterima dari 10-20 pengirim kan kenyang juga. Ibarat makanan enak kalau kebanyakan jadi malah hilang kadar enaknya. Ya, tapi kalau mau tetap kirim doa juga enggak masalah sih. Pasti diaminkan.
4. Dominasi Bahasa Arab

Caption

Beberapa orang memilih penggunaan kalimat didominasi bahasa dan aksara Arab seperti di atas mungkin agar kesan kesalehannya meninggi. Kayaknya berasa afdol aja gitu kalau minta maafnya pake bahasa dan aksara Arab.
Enggak jelek sama sekali. Bagus dan patut dicontoh. Namun, seperti contoh kasus sebelumnya. Kalau kebanyakan orang kirim kan jadi pasaran. Takutnya, ada anggapan kalau pengirim memang enggak sepenuh hati minta maaf lantaran ungkapannya template.
5. Ucapan Zaman Ponsel 3310

Ungkapan berlebaran via SMS. (redringtones.com)

“Sebelum semua operator telepon sibuk, sebelum SMS pending dan enggak sampai, saya ucapkan mohon maaf lahir dan batin.”
Anak 90an pasti masih mengalami masa-masa kirim ucapan Idulfitri pake SMS. Pasti paham banget gimana sensasinya ngirim SMS pas Lebaran. Susah cuuy!!! Pending lama banget. Biasanya kirim pesan malam takbiran baru sampai setelah salat Id.
Udah gitu kena tarif per karakter lagi. Jadi terkadang kepikiran ngapain orang capek-capek buang pulsa apalagi sampai kena pending seharian sementara ungkapannya salinan dari banyak orang.
Efek kejut dari penerimanya pun sama sekali enggak ada. Parahnya, di masa ponsel pintar, masih ada aja orang menggunakan pola tersebut. Astaga, move on kali!
6. Bahasa Jawa

Tiap daerah punya ekspresi ungkapan maaf berbeda-beda. (Sumber: Freepik/odua)

“Kulo ngaturaken sugeng riyadi lan nyuwun pangapunten dhumateng sedoyo kelepatanipun lan klentu-klentinipun kulo”.
(Saya mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri dan mohon maaf kepada semua kalo ada salah entah disengaja maupun tidak disengaja)
Ungkapan tersebut biasa dipakai sama mereka paling bangga banget jadi orang Jawa. Berasa edgy banget ngirim ucapan pake bahasa Jawa apalagi Krama Inggil padahal sepantaran.
Namun, terserah sih semua memang pilihan masing-masing. Cuma, jangan sampai ungkapan tersebut dikirim secara masal kepada semua orang bahkan bukan orang Jawa. Selain enggak ngerti, juga kalau dibalas pakai ragam bahasa daerahnya kan kamu jadi kebingungan.
Ungkapan-ungkaoan selamat berlebaran dan bermaafan di atas sering banget muncul, disalin ulang lalu dikirim lagi secara masal, dan mengulang tiap tahun.
Apapun pilihan teksnya, biasanya selalu diakhiri dengan nama si pengirim dan keluarga. Misal, Ikhsan dan keluarga. Ya ampun, padahal ia masih jomlo gitu. Ngapain bawa-bawa keluarga. Jangan halu lahh!
Daripada pake ucapan lebaran template pasaran banget mendingan tulisan sendiri meski singkat dan sederhana akan jauh lebih berkesan. (Avia)


Baca juga:
Tips Minta Maaf Kepada Tamu Ketika Hidangan Lebaran ‘Zonk’


Like it? Share with your friends!

119

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak