Liputan6.com, Jakarta Presiden Joe Biden mengumpulkan para pemimpin bisnis di sektor teknologi hingga asuransi membahas tentang keamanan siber di Amerika Serikat.
Pertemuan membahas upaya negara Adidaya tersebut meningkatkan keamanan seiring terjadinya beberapa kasus peretasan perangkat lunak tingkat tinggi atau serangan siber terhadap perangkat lunak pemerintah seperti SolarWinds dan Colonial Pipeline.
Joe Biden pun menilai hal ini penting dibahas dalam pertemuan khusus demi memperkuat alat keamanan. Pemerintah dan kolaborator dari beberapa perusahaan ingin memberikan pelatihan keterampilan pada pekerja yang ingin bekerja untuk AS.
Terdapat sekitar 500 ribu pekerjaan keamanan siber AS yang masih kosong dan belum terisi. Oleh karena itu, Biden baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang mewajibkan agensi AS menggunakan otentikasi dua faktor untuk login.
Penambahan lapisan keamanan diharapkan dapat membantu mencegah serangan siber. “Apple akan membuat program yang bertujuan membuat peningkatan keamanan di seluruh rantai pasokan teknologi mereka,” ujar salah satu perwakilan Gedung Putih kenapa CNBC, Kamis (26/08/2021).
Cakupan dari pasokan ini akan mengadopsi otentikasi multifaktor dan pelatihan keamanan. Komitmen yang dijalankan untuk menuju standar dari industri baru.
Google bahkan menyatakan jika perusahaan akan menginvestasikan lebih dari Rp 144,22 triliun selama lima tahun ke depan untuk memperkuat keamanan siber.
“Kami berjanji akan melatih 100 ribu orang AS di bidang teknis seperti dukungan teknik informatika (IT) dan analisis data lewat program Karier Sertifikat,” tambah Google.
Tiongkok bantah tunduhan sebagai dalang serangan dunia maya terhadap Microsoft Exchange, mimbar email populer yang digunakan sejumlah perusahaan di dunia. Sejumlah sekutu AS mendukung tuduhan ini, namun belum ada sanksi yang dijatuhkan ke Tiongkok.