Bahaya Iming-iming WhatsApp Pink, Bisa Bajak HP dan Curi Data

2 min


117
Akun WhatsApp milik Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi diduga diretas (hack) orang tak bertanggung jawab.

Jakarta, StikerWA Indonesia — Iming-iming WhatsApp Pink beredar melalui pesan instan yang menjanjikan pengguna bisa mengubah tema aplikasi Whatsapp mereka menjadi warna pink.
Peretas menyebarkan iming-iming ini lewat pesan berisi tautan dimana pengguna bisa menggunakan WhatsApp dengan tema warna pink dan fitur-fitur baru.
Namun, aplikasi itu ternyata berbahaya, sebab jika pengguna mengklik tautan dan menginstal software pada tautan itu, peretas bisa mencuri data di ponsel pengguna. Peretas juga bisa membajak ponsel lantaran telah mendapat akses ke ponsel penggunanya.



Melansir Gadget 360, orang yang mengetuk tautan WhatsApp Pink tidak akan melihat perubahan apapun pada WhatsApp asli. Tautan tersebut justru mengarahkan ke halaman dengan opsi untuk mengunduh aplikasi WhatsApp Pink yang berbahaya di ponsel mereka. 

Apa itu Whatsapp Pink?
WhatsApp Pink adalah malware yang memungkinkan penjahat dunia maya meretas dan mengambil kendali ponsel korbannya. Malware itu juga dapat mengendalikan akun WhatsApp korbannya, dan korbannya tidak akan dapat mengaksesnya kembali.
WhatsApp Pink merupakan APK yang dimodifikasi dan mengandung virus. Jika pengguna menginstal APK itu, mereka memberi peretas akses ke ponsel. Jadi, jika Anda sudah mengklik tautan tetapi belum mengunduh dan menginstal APK itu, Anda mungkin masih aman, seperti dilaporkan 91 Mobiles.
Aplikasi itu tidak memiliki hubungan apa pun dengan WhatsApp atau dengan Facebook. Pesan ini banyak beredar di India, namun tak tutup kemungkinan bisa sampai ke Indonesia.

Maraknya ajakan untuk menginstal Whatsapp Pink ini membuat peneliti keamanan siber India, Rajshekhar Rajaharia, mencuitkan peringatan agar pengguna tidak menginstal aplikasi itu.
Ia juga menyediakan beberapa tangkapan layar yang menunjukkan bagaimana aplikasi jahat tersebut meniru antarmuka WhatsApp untuk memangsa pengguna.
“Setelah terinstal, aplikasi WhatsApp palsu mulai mengedarkan pesan yang berisi tautan untuk mengunduh. Tujuan peretas tampaknya mengumpulkan data pengguna sebanyak mungkin,”kata Rajaharia.
Dia menambahkan bahwa WhatsApp Pink sebagian besar menargetkan polisi dan orang-orang media. Sebab, dia menyebut tautan untuk mengunduh aplikasi awalnya dikirim ke petugas polisi di Delhi dan Rajasthan, India.

Rajaharia mendapat informasi tentang WhatsApp Pink dari inspektur Polisi Delhi Data Ram Yadav, yang melihat peredaran pesan itu di salah satu grup polisi di WhatsApp. Para pelaku jahat yang mengedarkan pesan tentang WhatsApp Pink tersebut ternyata menggunakan tautan berbeda.
Terkait dengan hal itu, pengguna disarankan untuk tidak membuka tautan yang menawarkan tampilan atau fitur baru ke WhatsApp.
Ini bukan pertama kalinya versi WhatsApp palsu beredar. Di masa lalu, pengguna diserang oleh varian WhatsApp Gold yang juga dibuat oleh beberapa peretas untuk mendapatkan data pengguna secara jahat.

Juru bicara WhatsApp menyampaikan siapa pun bisa mendapatkan pesan yang tidak biasa atau mencurigakan pada layanan apa pun, termasuk email, dan kapan pun itu terjadi. WhatsApp sangat menganjurkan semua orang untuk berhati-hati sebelum menanggapi atau terlibat.
“Khususnya di WhatsApp, kami juga menyarankan agar orang-orang menggunakan alat yang kami sediakan di dalam aplikasi untuk mengirimi kami laporan, melaporkan kontak, atau memblokir kontak,” kata juru bicara WhatsApp. (jps/eks)

[Gambas:Video StikerWA]


Like it? Share with your friends!

117

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak