Bank Mandiri ingin Geber LKD

1 min


84
Bank Mandiri ingin Geber LKD

JAKARTA (IndoTelko) – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ingin menggeber Layanan Keuangan Digital (LKD) karena tak lama lagi aturan teknis soal pelayanan yang dikenal juga dengan branchless banking itu akan dikeluarkan Bank Indonesia (BI)

LKD adalah layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan melalui kerjasama dengan pihak ketiga berupa agen. Layanan ini mencakup antara lain kemudahan registrasi atau pembukaan rekening, transaksi tunai seperti setor dan tarik, membeli pulsa, serta transfer uang.

Untuk transaksi yang sifatnya non tunai dapat dilakukan sendiri oleh nasabah melalui ponsel, sementara transaksi tunai dapat dilakukan melalui agen yang telah bekerjasama dengan bank.

Managing Director Micro and Retail Banking Bank Mandiri Hery Gunardi mengungkapkan, perseroan tengah memburu kehadiran para agen dengan menetapkan syarat utamatelah menjadi nasabah Bank Mandiri dan memiliki catatan transaksi bagus.

Calon agen yang hendak direkrut diwajibkan memiliki basis usaha yang telah berjalan baik, seperti warung kelontong atau gerai penjualan pulsa elektronik. Bisnis harus dibuktikan berjalan baik dan telah beroperasi setidaknya selama dua tahun.

Keberadaan tempat usaha ini diperlukan untuk menjaga likuiditas untuk mendukung transaksi yang dilakukan oleh nasabah melalui agen LKD, seperti tarik tunai.

Bank Mandiri  juga tengah menyiapkan skema deposit yang dipersyaratkan bagi agen LKD. Menurut aturan Bank Indonesia, setiap agen diwajibkan memiliki deposit yang ditempatkan pada bank sebagai jaminan. Ketentuan mengenai besaran deposit diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing bank.

“Kita sudah merekrut tenaga sales executive dan agen. Kami juga melatih calon tenaga lapangan itu, sehingga Bank Mandiri dapat segera mengimplementasikan LKD saat BI secara resmi menerbitkan peraturan teknis,” katanya.

Uang Digital  
Tak hanya ingin menggeber LKD, Bank Mandiri juga ingin masyarakat lebih banyak menggunakan uang digital terbarunya yakni e-cash, minimal bertransaksi satu hingga tiga kali sebulan. “Kita ingin ada satu juta pengguna e-cash tahun ini. Peluangnya besar karena sekarang 80% transaksi keuangan masih dalam bentuk cash,” katanya.

Menurutnya,  kelemahan uang cash menghadapi risiko berupa angkut uang tunai antar bank. Pencetakan uang baru perlu biaya. Pada pencetakan penghitungan satu tahun ada Rp 300 triliun transaksi.

“Uang digital berpeluang besar dinikmati nasabah karena pengguna ponsel terus membesar yakni mencapai 240 juta nomor. Adopsinya akan lebih cepat,” katanya.(wn)


Like it? Share with your friends!

84

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak