StikerWA.CO, Jakarta – ByteDance, raksasa internet di Cina, akhirnya buka suara terkait nasib anak perusahaannya, TikTok, di Amerika Serikat. Seperti diketahui, tekanan memuncak untuk TikTok lewat perintah eksekutif Presiden Donald Trump agar TikTok hengkang dari Amerika jika hingga 15 September mendatang tak terjadi kesepakatan divestasi yang membuatnya menjadi perusahaan Amerika. ByteDance menyebut kalau TikTok mengalami ancaman dari Amerika Serikat dan tekanan dari rivalnya, Facebook. Aplikasi berbagi video pendek yang sedang digandrungi itu dipaksa merespons apa yang dilukiskan pengamat sebagai upaya melucuti perusahaan Cina dan merampas keuntungannya.
Dalam pernyataan yang disampaikannya Senin lalu dan dikutip Xinhua, ByteDance mengatakan telah menghadapi segala jenis kesulitan yang tak terduga dan kompleks dalam proses tumbuh menjadi perusahaan global. “Termasuk ketegangan politik internasional, konflik dan benturan kultur yang berbeda dan plagiat dan fitnah dari kompetitor Facebook.”Perusahaan itu, yang didirikan eks pekerja Facebook, menyerukan untuk mempertahankan visi globalisasi, mematuhi seluruh peraturan lokal di mana mereka berada, dan secara aktif melindungi hak dan kepentingannya yang sah.
Tuduhan plagiat oleh ByteDance terhadap Facebook, menurut analis pasar internet di Beijing, Zhang Xiaorong, memiliki dua aspek. Dia menunjuk, pertama, Facebook yang pernah meluncurkan aplikasi bernama Lasso pada 2018, tapi tak lama bertahan. Lalu, yang kedua, Facebook telah sejak November 2019 juga memperkenalkan Reels di Instagram yang sangat mirip dengan TikTok, dan belanja sangat besar untuk mempromosikannya di beberapa negara. “Facebook telah mempromosikan aplikasi baru itu di Brasil, Prancis, Jerman dan yang terkini India,” katanya.