Dialog Virtual Iwan Gayo, Penulis Buku Pintar, “Google” Pra Digital, Disiarkan Fanpage fb Serambi

1 min


157
Dialog Virtual Iwan Gayo, Penulis Buku Pintar, “Google” Pra Digital, Disiarkan Fanpage fb Serambi

 
 
Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS. COM, JAKARTA – Iwan Gayo adalah “google” di era pra digital. Buku Pintar yang ia susun  telah membuat pintar seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, mulai dari pelajar sampai pejabat. Seperti halnya google, buku Pintar Iwan Gayo menyediakan data yang dibutuhkan, seperti data panjang jalan, tinggi gunung, lambang daerah, pimpinan daerah, tokoh dan sebagainya.
Buku Pintar Seri Senior, Seri Junior, telah dicetak lebih 50 kali dan menjadi salah satu buku paling laris di Indonesia.
Lantas bagaimana awal mula Iwan Gayo menyusun Buku Pintar yang telah bikin pintar, akan dibeberkannya dalam dialog virtual melalui ZOOM Meeting pada  Minggu (12/7/2020) pukul 14.00 WIB. Dialog ini juga akan disiarkan melalui fanpage Facebook Serambi Indonesia. Dialog virtual tersebut diselenggarakan Ikatan Musara Gayo (IMG) Jabodetabek.
Manager Iklan Serambi Indonesia, Teguh Patria menyatakan, publik perlu mengetahui lebih banyak mengenai sosok Iwan Gayo yang pernah mengguncangkan Indonesia melalui seri Buku Pintarnya.
Iwan Gayo adalah penerima hadiah Adinegoro, penghargaan prestisius seorang jurnalis Indonesia pada 1982. Lahir di Takengon, 7 November 1951, putra dari tokoh Gayo, pasangan Abubakar Bintang dan ibu Hj Marimah Bona.
Iwan Gayo adalah anak “istimewa.” Ia berada dalam kandungan ibunya selama 11 bulan. Sejak ia tiga kali ganti nama. Ini lantaran deraan penyakit bawaan lahir yang dideritanya.
Saat bayi namanya Esem. Lalu berubah jadi Abang Kingkong. Ayahnya, memberi nama Iwan Glaxo. Dalam Bahasa Gayo, Iwan artinya di dalam, dan “Glaxo” adalah merk tepung susu buatan Inggris. Saat sekolah, Iwan Glaxo dibully habis-habisan, namanya diplesetkan jadi “glakson motor.”
Usia 16 tahun, namanya diubah jadi Iwan Abu Bakar (Iwan AB). Nama Iwan Gayo baru digunakan saat menulis artikel di surat kabar tempatnya bekerja di Jakarta. Nama itu melekat sampai sekarang.
Merantau ke Jakarta 1971. Bekerja sebagai korektor di perusahaan surat kabar. Ia lalu diangkat jadi wartawan dan bertugas di DPR RI pada 1975. Hadiah Adinegoro ia peroleh pada 1982.
Pada 1986 menyusun Buku Pintar Junior setebal 400 halaman, Buku Pintar Senior 800 halaman pada 1987, Buku Pintar Nusantara 1.000 halaman 1989, Buku Pintar Haji dan Umrah 400 halaman  2002. Atlas Indonesia Baru, Almanak Negara, Ensiklopedi Islam Internasional 1,264 dan sebagainya. Istilah “Buku Pintar” kemudian banyak digunakan oleh penulis lain.(*)

• Perusahaan Dilarang Pasok Pekerja Asal Zona Merah ke Aceh Barat
• 168 Warga Aceh Perantauan Sudah Daftar ke Website Database Masyarakat Aceh
• Viral Ambil Minyak dari Truk yang Terbalik, Tujuh Orang Meninggal Disambar Api


Like it? Share with your friends!

157

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak