Digitalisasi Aksara Nusantara, Aksara Lokal Bisa Muncul di WhatsApp

1 min


123
Digitalisasi Aksara Nusantara, Aksara Lokal Bisa Muncul di WhatsApp

Jakarta –

Indonesia harus belajar dari Mesir yang tidak memanfaatkan teknologi dalam melestarikan budaya mereka yang bersejarah. Digitalisasi aksara nusantara diyakini sebagai kunci untuk tetap menghidupkan warisan nenek moyang.Wakil Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, Andi Alifian Mallarangeng mengatakan bahwa dalam era digital, kalau suatu aksara tidak hadir dalam bentuk digital, maka urutan abjad tersebut dianggap tidak ada.”Kalau pun ada, ia dianggap aksara yang tidak lagi hidup, tidak ada lagi pendukung aktifnya, atau dengan kata lain aksara mati. Persis seperti aksara Mesir Kuno, hierogliph,” ungkap Andi dalam siaran persnya.Andi lantas mengisahkan pengalamannya kalau aksara Nusantara sebenarnya tidak ketinggalan dalam memasuki era digital. Saat Andi menciptakan Bugis A True Type Font pada 25 tahun lalu di Northern Illinois University, dalam proses pergantian DOS ke Windows sebagai sistem operasi komputer, saat itu aksara Nusantara hanya terlambat beberapa bulan dari aksara Thailand tetapi lebih duluan daripada aksara Burma.”Bahkan, aksara lontaraq dan belakangan aksara Jawa pun telah terdaftar di Unicode,” sebutnya.Sayangnya, kata Andi, kehadiran aksara Nusantara dalam dunia digital tampaknya hanya sampai di situ. Berbagai aksara Nusantara lainnya pun telah dibuat fontnya sehingga bisa digunakan untuk menulis di komputer.”Kebanyakan digunakan untuk menulis kutipan-kutipan bahasa daerah dalam tulisan-tulisan ilmiah atau tesis yang berbahasa Indonesia. Di koran atau media lainnya, artikel berbahasa daerah tetap saja menggunakan aksara Latin,” ucap dia.Untuk aksara Lontaraq dan aksara Jawa yang sudah terdaftar di Unicode, sedikit lebih baik nasibnya, karena sudah embedded di dalam smartphone yang kita miliki.”Karena itu, kita sudah bisa menyetel settingan smartphone kita untuk opsi aksara lontaraq dan Jawa guna menulis pesan di berbagai platform, seperti WhatsApp, Line, Messenger, Telegram dan sebagainya,” ungkap Andi.Tapi semua itu, menurut pandangan Andi, masih sporadis sifatnya. Belum ada platform digital tersendiri yang menggunakan aksara nusantara sebagai basisnya.”Dan karena itu, dalam kacamata dunia digital, aksara nusantara masih seperti hierogliph, aksara Mesir kuno. Ada, bisa dipelajari dan dituliskan, tapi pada dasarnya sudah mati,” kata Andi.Halaman selanjutnya: domain aksara Nusantara…


Like it? Share with your friends!

123

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak