Disney Susul Unilever dkk Boikot Iklan di Facebook

1 min


106
Stephanie Young, center, managing director of Hong Kong Disneyland, attends a reopening ceremony of the Hong Kong Disneyland on Thursday, June 18, 2020. Hong Kong Disneyland on Thursday opened its doors to visitors for the first time in nearly five months, at a reduced capacity and with social distancing measures in place. The theme park closed temporarily at the end of January due to the coronavirus outbreak, and is the second Disney-themed park to re-open worldwide, after Shanghai Disneyland. (AP Photo/Kin Cheung)

Jakarta, StikerWA Indonesia — Walt Disney menyusul Unilever dan kawan-kawan (dkk) memboikot iklan di media sosial Facebook. Mereka memboikot Facebook karena jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg dinilai tak tegas dalam menangani ujaran kebencian dan konten-konten kontroversial.
Mengutip Antara, seperti diberitakan Reuters, Minggu (19/7), Disney menambah panjang daftar perusahaan-perusahaan terkemuka yang memboikot iklan di Facebok, setelah Unilever, Starbucks, Adidas, Coca Cola, termasuk Honda.
Namun demikian, Disney belum memastikan berapa lama akan memangkas belanja iklan di Facebook. Sementara, perusahaan kakap lainnya memastikan menyetop beriklan setidaknya sampai akhir tahun nanti.Tak cuma Facebook, Disney juga menyetop sementara iklan di Instagram untuk layanan streaming.
“Kami tahu kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan kami akan terus bekerja dengan kelompok-kelompok pembela hak sipil dan para ahli lainnya untuk mengembangkan lebih banyak alat, teknologi, dan kebijakan untuk melanjutkan perjuangan ini,” kata perwakilan Facebook.
Awal bulan ini, mereka yang menginisiasi boikot iklan Facebook mengatakan tidak ada komitmen untuk bertindak setelah bertemu dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Sekadar informasi, selama ini Facebook menghasilkan US$69,7 miliar atau sekitar Rp975,8 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) dari iklan pada tahun 2019, atau lebih dari 98 persen dari total pendapatan tahun ini.
Tapi sebagian besar pemasukan iklan itu tidak datang dari perusahaan, seperti Starbucks (SBUX) dan Coca Cola melainkan bisnis skala kecil dan menengah (UKM).
Menurut data dari firma riset pemasaran Pathmatics, Facebook memiliki 8 juta pengiklan di awal tahun ini. Dari jumlah tersebut, 100 merek papan atas dengan belanja iklan tertinggi hanya berkontribusi US$4,2 miliar terhadap pendapatan iklan Facebook tahun lalu atau hanya sekitar 6 persen dari pendapatan iklan platform.
Terakhir kali Facebook membagikan data itu sendiri pada bulan April 2019, ketika COO Sheryl Sandberg mengatakan 100 pengiklan teratas mewakili “kurang dari 20 persen” dari total pendapatan iklan.
Nicole Perrin, Analis di eMarketer mengungkapkan sebagian besar klien pengiklan Facebook ialah usaha kecil. “Mereka, jelas sangat bergantung pada ekor panjang pengiklan bisnis kecil,” katanya.
[Gambas:Video StikerWA]
(bir)


Like it? Share with your friends!

106

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak