dailymail
Memanfaatkan celah dalam kode WhatsApp, peretas dapat mengubah pesan dan mengubah kata-kata yang telah dikirim oleh pengguna. Wait, whattt? Demikian temuan para peneliti cybersecurity, baru-baru ini. Dikutip dari DailyMail kemarin, peretas juga bisa memanipulasi rangkaian percakapan.Peretas bahkan dapat membuat pengirim seolah-olah mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak mereka katakan. Sederhananya mereka memanipulasi komentar dalam percakapan grup yang ditujukan pada seseorang dengan identitas milik orang lain.The case..Spot the different?Klaim CPR.Ditanggapi langsung Facebook sebagai pemilik, klaim yang membuat waswas tersebut datang dari perusahaan cybersecurity yang bermarkas di Israel, Check Point Research (CPR). Mereka menemukan kelemahan kode WhattsApp tadi dan memperingatkan “aktor jahat” dapat menggunakan celah coding iuntuk menyebarkan informasi yang salah dan berita palsu.Tim mereka merinci hack percakapan dalam aplikasi telekomunikasi tersebut pada konferensi keamanan cyber, Black Hat di Las Vegas yang dihadiri para ahli lainnya. CPR mengungkap kerentanan dalam perangkat lunak WhattsApp dengan menampilkan video yang menggambarkan betapa mudahnya pesan dapat dimanipulasi.Mereka pun mengklaim pihak Facebook sudah mengetahui isu ini sejak tahun lalu tetapi belum menanganinya. Melalui situs resminya CPR membuat pernyataan resmi.”Menjelang akhir 2018, Check Point Research memberi tahu WhatsApp tentang kerentanan baru dalam aplikasi komunikasi yang akan memungkinkan peretas mengintersepsi dan memanipulasi pesan yang dikirim, baik dalam percakapan pribadi maupun grup; juga memberi peretas akses untuk membuat dan menyebarkan informasi palsu dari sumber yang terpercaya. Kami percaya kerentanan ini menjadi hal yang paling penting dan membutuhkan perhatian.”Sementara itu, pihak WhatsApp tidak menganggap celah yang dimaksud CPR sebagai cacat pada perangkat lunaknya. Meski demikian mereka tetap memperbaiki kesalahan lain yang memungkinkan orang mengirim pesan pribadi pada seseorang di group chat dengan menyamar sebagai orang lain.Another case..”Kami meninjau masalah ini dengan hati-hati setahun yang lalu dan keliru jika dikatakan ada kerentanan pada sistem keamanan kami di WhatsApp,” ujar seorang juru bicara kepada Forbes. “Skenario yang dijelaskan di sini hanya setara dengan mengubah balasan di email agar terlihat seperti sesuatu yang tidak ditulis seseorang.””Kita harus tetap menyadari bahwa mengatasi kekhawatiran seperti yang diangkat oleh para peneliti ini dapat membuat WhatsApp menjadi kurang pribadi, seperti menyimpan informasi pesan,” lanjutnya. Sedangkan pihak MailOnline yang menghubungi perwakilan Facebook, perusahaan yang memiliki WhatsApp belum menerima tanggapan.Hmm..
Editor: Mia Fahrani
Bagikan melalui: