Duh, Facebook Mengaku Gagal Sapu Bersih Akun dan Halaman Provokator

1 min


123
Duh, Facebook Mengaku Gagal Sapu Bersih Akun dan Halaman Provokator

Cyberthreat.id – Bos Facebook, Mark Zuckerberg, mengakui platform-nya gagal menghapus halaman (page) dan acara (event) yang menyerukan tanggapan (perang) bersenjata terkait protes kebrutalan anti-polisi di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat (AS). Dalam sebuah sesi tanya jawab dengan karyawannya pada Jumat (29 Agustus 2020), Zuckerberg menyebut sebagian besar “itu merupakan kesalahan operasional”.

“Ini terjadi karena tim internal kami yang memberlakukan kebijakan terhadap organisasi berbahaya adalah sebuah tim khusus,” ungkap Zuckerberg dilansir The Hill, Jumat (29 Agustus 2020).

Akibat adanya tim khusus di internal Facebook, Zuckerberg mengatakan, para kontraktor dan peninjau keluhan awal tidak mengambil tindakan. Hingga akhirnya pada peninjauan lapis kedua, tim melakukannya dengan lebih sensitif.

Pada intinya Zuckerberg menekankan bahwa pihak internal yang bertanggung jawab atas aktivitas organisasi berbahaya (di platform-nya) telat menyadari bahwa terjadi sesuatu yang telah melanggar kebijakan perusahaan.

Pada Rabu (26 Agustus 2020) Facebook menghapus halaman “Kenosha Guard” dan sebuah acara yang dipromosikan oleh halaman “Armed Citizens to Protect our Lives” (Warga Bersenjata untuk Melindungi Kehidupan kita) karena aktivitasnya melanggar kebijakan Facebook terkait organisasi dan milisi.

Sehari sebelum halaman itu dihapus, terjadi protes atas penembakan polisi terhadap seorang pria kulit hitam berusia 29 tahun, Jacob Blake, dua orang ditembak mati dan seorang lainnya terluka. Polisi telah menuntut Kyle Rittenhouse (17) sehubungan dengan kasus penembakan tersebut.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada The Hill, tidak ada bukti Rittenhouse “mengikuti halaman Kenosha Guard”. Bahkan juru bicara itu juga mengatakan pelaku penembakan tidak pernah diundang ke “Halaman Acara” yang dimaksud.

Facebook juga gagal menghapus halaman yang menanyakan apakah “ada patriot (yang) bersedia mengangkat senjata malam ini dan mempertahankan kota kita dari penjahat?”.

Direktur Eksekutif Color of Change, Rashad Robinson, mengatakan Facebook harusnya lebih proaktif sebelum kekerasan jatuh ke dalam sebuah pola dan ini berbahaya untuk platform tersebut.

“Mereka tidak pernah siap untuk hal-hal ini,” kata Robinson.”Anda mengatakan kepada saya bahwa mereka (Facebook) belum siap dengan gagasan tentang munculnya milisi nasionalis kulit putih ini?” tegasnya.

Kritik terhadap Facebook terkait provokasi kekerasan yang dikobarkan di platformnya terus meningkat, terutama setelah platform tersebut menerbitkan postingan kontroversial Presiden Trump yang mengatakan, “ketika penjarahan dimulai, penembakan juga dimulai”.

Ucapan Trump itu merupakan tanggapan atas protes pembunuhan polisi terhadap George Floyd yang menimbulkan kerusuhan di seantero AS.

Color of Change juga melihat kegagalan Facebook dari sisi lain. Bahwa Facebook lebih mementingkan sisi keuntungan dan perlu mengubah “struktur insentif di dalam platform-nya”. Menurut Robinson, jika Facebook menghapus halaman kontroversial, itu akan memukul perusahaan. Menurut dia, platform raksasa ini lebih memprioritaskan keuntungan daripada keamanan. []


Like it? Share with your friends!

123

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak