Facebook Hapus Ratusan Akun Kampanye Antivaksin yang Dioperasikan dari Rusia

1 min


132

Merdeka.com – Facebook menghapus ratusan akun yang disebut terlibat dalam kampanye disinformasi antivaksin yang dioperasikan dari Rusia.
Facebook menyampaikan jaringan akun tersebut menargetkan India, Amerika Latin, dan Amerika Serikat. Mereka berusaha merekrut influencer untuk menyebarkan klaim palsu untuk menurunkan kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19 tertentu.

Dilansir BBC, Rabu (11/8), dalam laporan terbarunya “perilaku tidak sah yang terkoordinasi”, Facebook menyampaikan pihaknya menemukan keterkaitan antara jaringan tersebut dan kampanye disinformasi dari influencer agen pemasaran Fazze – yang menjadi bagian perusahaan yang berbasis di Rusia yang disebut AdNow.
Bulan lalu, investigasi BBC Trending melaporkan bagaimana para influencer ditawarkan sejumlah uang oleh Fazze asal mereka mau menyebarkan klaim palsu tentang risiko vaksin Pfizer.
Menurut Facebook, itu adalah gelombang kedua upaya jaringan tersebut untuk merusak nama vaksin buatan Barat. Penyelidikan mereka menemukan dari November 2020, jaringan yang sama berusaha menjelekkan vaksin AstraZeneca dengan klaim yang salah, menyebutnya berbahaya karena menggunakan adenovirus tidak berbahaya yang diambil dari simpanse.

Akun-akun dari jaringan tersebut mengunggah meme yang menggunakan foto dari film Planet of Apes, seolah-olah vaksin itu bisa mengubah manusia menjadi monyet. Unggahan seperti ini muncul di Facebook dalam bahasa Hindi bersamaan dengan pemerintah India yang sedang membahas persetujuan darurat penggunaan vaksin AstraZeneca.
Kampanye tersebut memakai akun palsu, beberapa yang disebut Facebook kemungkinan dari perusahaan ternak akun di Bangladesh dan Pakistan.
Menurut laporan Facebook, link-link ini kemudian dibagikan sejumlah influencer di Instagram yang menggunakan tagar yang sama dan membuat referensi fakta bahwa vaksin AstraZeneca berasal dari adenovirus simpanse.
Kedua gelombang kampanye tersebut tidak berhasil dan gagal menuia daya tarik – meskipun metode yang digunakan beragam.
“Selain upaya yang sebelumnya terungkap untuk merekrut influencer media sosial, operasi ini tampaknya telah menggunakan berbagai taktik dalam upaya yang lebih luas untuk menyebarkan narasi menyesatkan secara online tentang vaksin Covid buatan Barat,” jelas Direktur Investigasi di firma analisis media sosial Graphika, Jack Stubbs.
“Ada klaim peretasan dan kebocoran, penggunaan situs berita semu berbayar untuk dipublikasikan, dan jaringan influencer palsu di Facebook dan Instagram.”
Investigasi BBC Trending menunjukkan Fazze adalah bagian dari perusahaan Rusia, AdNow. BBC berulang kali berusaha meminta komentar dari kantor pusat AdNow di Moskow, tetapi tidak ada tanggapan. Namun, seorang direktur cabang Inggris AdNow mengatakan kepada BBC, Fazze sedang ditutup.
Menanggapi tuduhan politikus Jerman yang mendiskreditkan vaksin Barat demi kepentingan Kremlin, Kedutaan Besar Rusia di Inggris mengatakan: “Kami memperlakukan Covid-19 sebagai ancaman global dan, dengan demikian, tidak tertarik untuk merusak upaya global dalam memeranginya, dengan memvaksinasi orang dengan vaksin Pfizer sebagai salah satu cara untuk mengatasi virus.”
Facebook mengatakan Fazze sekarang dilarang dari platform mereka. (mdk/pan)


Like it? Share with your friends!

132

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak