ILUSTRASI. Facebook hingga Xiaomi meramaikan pasar pinjaman online India. Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat KONTAN.CO.ID – NEW DELHI. Pasar pinjaman digital India kini menjadi medan pertempuran bagi perusahaan-perusahaan asing mulai dari Facebook Inc hingga Xiaomi Corp. Seperti dikutip Bloomberg, Selasa (31/8), mereka mencari peluang memenangkan pasar industri pinjaman senilai US$ 1 triliun di India. Facebook bulan ini mengumumkan, India akan menjadi negara pertama yang meluncurkan program pinjaman usaha kecil yang menawarkan pinjaman melalui mitra kepada perusahaan yang beriklan di platform Facebook. Pinjaman itu akan berkisar dari 500.000 rupee atau setara US$ 6.720 hingga 5 juta rupee dengan tingkat bunga 17% hingga 20% berpotensi tanpa agunan. Tak mau kalah, produsen barang elektronik, Xiaomi juga berencana menawarkan pinjaman, kartu kredit, dan produk asuransi. Perusahaan asal China itu akan menggandeng beberapa bank terbesar di negara itu pemberi pinjaman digital pemula. Amazon.com juga melakukan investasi perdananya di sektor manajemen kekayaan negara India bulan ini. Raksasa teknologi itu berpartisipasi dalam putaran US$ 40 juta oleh startup fintech Smallcase Technologies Pvt. Baca Juga: IPO di pasar Asia mulai dilirik asing usai penawaran perusahaan China melambat Pasar pembayaran digital India menarik perhatian beberapa nama besar teknologi setelah transaksi online melonjak selama pandemi. Seiring itu, pemberi pinjaman tradisional menjadi berhati-hati menyusul meningkatnya utang macet. Boston Consulting Group (BCG) memperkirakan pinjaman digital India akan meningkat tiga kali lipat menjadi US$ 350 miliar pada tahun 2023. Nilai itu akan mencapai total US$ 1 triliun dalam lima tahun sejak 2019. “Bisnis pembayaran hampir tidak menghasilkan uang, tetapi pinjaman menghasilkan banyak uang. Konsumen India sedang menunggu pengalaman digital yang dirancang dengan lebih tepat dan banyak pemain yang memanfaatkan kesempatan ini,” kata Saurabh Tripathi, direktur pelaksana dan mitra senior di BCG. Sementara itu, potensi pasar pinjaman India tumbuh signifikan, demikian juga risikonya. Rasio kredit macet nasional diperkirakan akan meningkat menjadi 11,3% pada bulan Maret 2021. Kondisi ini menjadikannya sebagai negara dengan kinerja terburuk di antara negara-negara besar selama dua tahun berturut-turut. Selain menangani pengumpulan pinjaman oleh perusahaan digital, Reserve Bank of India juga berencana untuk mengatur pemberi pinjaman online, yang mencakup lebih dari 300 perusahaan rintisan. Baca Juga: Penanaman modal asing (FDI) India di periode April-Juni 2021 capai US$ 22,5 miliar Reporter: Maizal Walfajri Editor: Khomarul Hidayat