Facebook Larang Penjualan Artefak Bersejarah di Platform

1 min


112

Merdeka.com – Platform media sosial terpopuler Facebook baru-baru ini membuat kebijakan terkait pelarangan perdagangan artefak bersejarah.
Hal ini dilakukan usai adanya investigasi dari BBC dan sejumlah peneliti akademis yang menemukan sejumlah artefak bersejarah dari Irak dan Suriah dijual di Facebook.
Mengutip laman BBC via Tekno Liputan6.com, selain pelarangan penjualan artefak bersejarah di platform-nya, Facebook juga mengubah Standar Komunitas Facebook.
“Facebook melarang konten-konten yang mendorong atau mencoba membeli, menjual atau memperdagangkan artefak bersejarah. Selain itu, Facebook melarang upaya untuk mencari artefak bersejarah,” demikian perubahan standar komunitas Facebook mengenai pelarangan penjualan artefak di platform-nya.
Berbagai jenis item yang dilarang antara lain gulungan kuno, manuskrip, bagian tubuh mumi, hingga koin kuno.
Manajer Kebijakan Publik Facebook Greg Mandel mengatakan, artefak bersejarah memiliki nilai budaya pribadi dan budaya yang signifikan bagi komunitas di seluruh dunia.
“Penjualan artefak bersejarah kerap kali menghasilkan perilaku berbahaya. Itu sebabnya kami sudah lama memiliki aturan mencegah penjualan artefak curian,” kata Mandel dalam pernyataan.
“Untuk menjaga artefak ini dan pengguna kami aman, kami telah berupaya memperluas aturan kami. Mulai hari ini, kami melarang pertukaran, penjualan, atau pembelian semua artefak bersejarah di Facebook dan Instagram,” ujarnya.1 dari 2 halaman
Sistem Deteksi Berbasis Pencarian dan AI

Raksasa media sosial ini mengembangkan sistem otomatis berbasis gambar dan kata-kata kunci untuk mengidentifikasi konten yang melanggar kebijakan baru.
Namun, seorang ahli dari Shawnee State University Profesor Amr al-Azm mengatakan, mengandalkan laporan pengguna dan AI tidaklah cukup untuk membasmi jual beli artefak bersejarah di platform Facebook.
Ia menyebut, dibutuhkan investasi lebih dari Facebook untuk mengatasi hal ini. Profesor Amr al-Azm mengatakan, alih-alih melakukan take down unggahan per individu, Facebook sudah seharusnya mempekerjakan tim ahli untuk mengidentifikasi artefak yang diperjualbelikan di platformnya.
2 dari 2 halaman


Like it? Share with your friends!

112

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak