Facebook vs Instagram – kumparan.com

2 min


92

Saya tidak akan membandingkan dari sisi bisnis, karena, toh, kedua-duanya yang punya sama. Misal Facebook dan Instagram bersaing untuk menggaet pengguna, yang untung ya tetep aja pemiliknya. Mark Zuckerberg. Apa yang akan disampaikan di sini adalah opini saya pribadi sebagai pengguna Facebook dan Instagram.Berapa sebenarnya pengguna Facebook dan Instagram di Indonesia? We Are Social dan Hootsuite baru-baru ini menyampaikan bahwa jumlah pengguna Facebook di Indonesia adalah 140 juta (56% laki-laki) dan pengguna Instagram di Indonesia adalah 85 juta (52% perempuan), Laporan lengkapnya bisa dilihat di tautan di bawah ini:Dari sisi jumlah pengguna, Instagram masih kalah jauh dibandingkan dengan Facebook yang lebih dulu hadir sejak 4 Februari 2004. Sedangkan Instagram baru rilis 6 Oktober 2010. Namun yang menarik, dari sisi pengguna internet yang mengakses Facebook dan Instagram tidak jauh berbeda, bahkan Instagram unggul sekitar 1% dibandingkan Facebook.Tercatat saya bergabung dengan Facebook sejak Februari 2009. Waktu itu yang banyak saya manfaatkan adalah fitur check in, tidak lupa menyertakan foto terbaik 🙂 Beberapa kali mengungkapkan juga isi hati dengan tulisan pendek. Sangat pendek tapi tidak sependek di twitter.Saya pikir Facebook semakin banyak penggunanya karena punya algoritma yang canggih pada saat itu. Bisa mempertemukan orang-orang yang terpisah. Reuni jadi sangat sering terdengar. “Mengumpulkan balung yang terserak”, kata almarhum M. Yasir Arafat sahabat saya suatu ketika mengungkapkan.Terbentuklah banyak grup di Facebook. Orang-orang yang mau mencari teman, searching di Facebook. Entah dengan algoritma bagaimana berhasil mempertemukan orang-orang yang sudah terpisah lama dan jauh. Bahkan kadang ada teman yang terpisah lama, ternyata ada di tetangga komplek. Intinya, saat itu Facebook sangat populer mempertemukan orang-orang.Pengguna yang terbantu tentu saja saat itu adalah yang pada jamannya dulu ketika terpisah, belum ada hand phone.Satu lagi fitur yang sering diungkapkan penggunanya adalah, “Nitip foto”. Dengan keterbatasan memori di hand phone, memanfaatkan facebook untuk menyimpan beberapa foto yang dianggap penting dan punya nilai sejarah buat penggunanya. Dan setiap setahun sekali, secara gratis diingatkan oleh Facebook kenangan tersebut.Instagram mencatat bahwa saya bergabung sejak November 2015. Berbeda dengan Facebook yang lebih dulu hadir di web baru aplikasi, seingat saya Instagram hadir di aplikasi baru muncul di web. Penggarapan di web juga terkesan tidak sebaik Facebook. Kalau boleh dikatakan asal ada dan memenuhi keinginan beberapa pengguna yang ingin bisa akses melalui web.Awalnya saya menganggap Instagram hanya sebatas aplikasi untuk memposting foto, jadi akun instagram saya lama tidak aktif.Baru setahun belakangan ini saya aktif mengakses Instagram karena lingkungan kerja banyak anak-anak muda yang menggunakan Instagram, bukan Facebook. Kalaupun mereka punya Facebook, sudah lama ditinggalkan. Mereka tidak perlu algoritma mempertemukan teman lama, karena pada jamannya sudak jamak setiap orang punya telepon selular.Fitur simpan foto juga mungkin tidak menarik kalangan anak-anak muda ini, karena google foto sudah menyimpan semuanya secara gratis.Saya menduga kalangan muda ini tidak mau ikut-ikutan dengan generasi orang tuanya yang menggunakan Facebook. Mayoritas penggunanya juga mungkin tidak cocok bagi mereka, penuh dengan anggota keluarga yang sudah di atas mereka usianya. Paman atau bahkan kakek mereka. Pembicaraan dan topiknya juga bukan anak muda lagi. Lebih banyak topik politik. Kesannya pengguna Facebook adalah untuk orang-orang tua mereka.Anak muda butuhnya mengekspresikan jalan-jalan mereka dan apa yang mereka makan di kafe-kafe kekinian.Pilih Facebook atau Instagram?Setelah 1 tahun belakangan ini lebih banyak posting di Instagram dibandingkan dengan Facebook, harus diakui bahwa memang Instagram lebih cocok buat rekan-rekan yang usianya di bawah saya. Lebih cocok buat anak saya, yang punya akun Instagram sejak umur 9 tahun.Instagram lebih penuh gambar dan foto, cocok buat generasi yang ‘malas’ membaca tulisan. Maunya ‘membaca’ gambar dan grafik. Gambar dan grafik memang menarik, tapi generasi yang lebih senior masih suka menuliskan beberapa kalimat dan itu lebih cocok diungkapkan di Facebook.Mau pilih Facebook atau Instagram enggak akan ada yang melarang. Kebanyakan rekan seumuran saya akhirnya kembali ke Facebook, dan nampaknya saya harus mengikuti kenyataan, bahwa saya tidak muda lagi, dan harus kembali lagi ke Facebook. Merasa lebih dihargai di Facebook. Karena pada dasarnya, setiap orang yang memposting sesuatu, entah tulisan, entah foto, atau sekedar status, ingin dibaca orang, ingin diapresiasi.


Like it? Share with your friends!

92

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak