Google Ajak Berinternet Yang Sehat Publik Harus Ingat Jejak Digital Itu Bisa Kejam Lho

2 min


142
Google Ajak Berinternet Yang Sehat Publik Harus Ingat Jejak Digital Itu Bisa Kejam Lho

RMco.id  Rakyat Merdeka – Penggunaan internet mengalami peningkatan seiring kondisi pandemi corona (Covid-19), yang memaksa aktivitas belajar mengajar, bisnis, kegiatan kantoran dikerjakan dari rumah.

Melihat kian tingginya aktifitas berselancar di dunia maya, Kepala Hubungan Publik Asia Tenggara, Google Asia Tenggara Ryan Rahardjo mengingatkan publik untuk tidak melakukan hal-hal negatif. Masyarakat juga mesti waspada. Pasalnya, kejahatan siber terus mengintai.

Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha, mengajak masyarakat lebih berhati-hati memanfaatkan internet untuk bisnis dan berbagi konten atau postingan di media sosial (medsos).

Dia mengatakan, segala sesuatu yang pernah diupload atau diposting oleh pengguna media sosial akan ada selamanya. “Postingan yang pernah kita upload itu tersimpan. Tidak bisa kita hapus, cuma bisa dikurangi,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Jejak digital itu bisa sangat berbahaya jika digunakan untuk memposting hal-hal yang tidak pantas. Di wilayah digital sekalipun, lanjut Pratama, hampir mustahil jejak digital itu bisa dihapus.

Karena itu dalam Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP), nantinya akan diatur right to be forgotten atau hak menghapus data. Tapi jika sudah terlanjur disebar lalu disimpan pengguna lain, maka postingan yang menjadi jejak digital akan sulit dihapus.

Berita Terkait : Peneliti CIPS : Pajak Digital Ciptakan Rasa KeadilanJika postingan bermuatan negatif atau melanggar norma yang berlaku, maka ke depannya bisa saja membahayakan serta merugikan pemilik akun.

Di zaman serba internet seperti sekarang, untuk mencari tahu baik buruknya kepribadian seorang, beberapa pihak mulai mencarinya dari medsos. Tidak aneh jika dikatakan jejak digital itu kejam.

“Untuk jejak digital, meski ada undang-undang, bukan jaminan data kita bisa dihapus dan hilang dari internet selamanya,” warning-nya.

Sebelumnya, Ryan Rahardjo minta publik tidak sembarangan melakukan postingan di medsos. Jika untuk hal negatif, bisa berdampak serius keesokan harinya.

“Ada yang langsung, tapi ada juga yang lama dampaknya baru terasa. Apa yang kita posting itu akan terekam menjadi jejak digital,” tegasnya dalam acara diskusi via online belum lama ini.

Dia lalu mengisahkan, ada pelajar yang lolos beasiswa pendidikan untuk bersekolah ke luar negeri. Namun akibat pernah memposting suatu yang negatif, akhirnya siswa tersebut gagal berangkat.

Baca Juga : Demi Ceraikan Alexis Sanchez, MU Ikhlas Kuras Kantong“Ini saya ingatkan, agar tidak sembarangan melakukan postingan apalagi yang berbau hal pribadi ke publik,” katanya.

Tak lupa ia pun mengajak orang tua untuk membimbing anaknya dalam menggunakan internet. Dia meminta orang tua untuk lebih berhati-hati ketika anak-anak sudah bermain game dan medsos.

Ada lima pilar yang bisa menjadi patokan dalam berinternet, yaitu cerdas, cermat, tangguh, bijak, dan berani atau disingkat CCTBB.

“Awas jejak digital itu selalu aktif di postingan selamanya. Jadi buatlah jejak digital yang positif. Karena kalau nilai-nilai positif itu akan menuai hasil yang positif pula ke depannya,” katanya.

Lebih jauh dia juga menyebut, para pengguna internet perlu memahami tentang pentingnya keamanan untuk berbisnis di medsos atau di e-commerce.

Penjual atau pembeli harus cermat. “Misalnya untuk e-commerce, ya semua informasi yang kita berikan ini harus mendapat keamanan,” katanya.

Baca Juga : Info Peringatan Banjir Penting, Tapi Jauh Lebih Penting Nggak Ada Banjir Lagi Di DKIJangan Asal Klik

Melanjutkan keterangan, Pratama juga mengingatkan, selain bermedia sosial, publik juga harus waspada dalam berbisnis. Pengguna diminta tidak sembarangan memilih e-commerce yang belum terpercaya.

“Jangan asal klik atau pilih e-commerce yang bermunculan. Jika ada di aplikasi, lihat reputasi tokonya,” kata dia.

Jika sudah memiliki akun, maka pengguna paling tidak bisa amankan akun dengan mengganti password secara rutin dan tidak share kode One Time Password (OTP).

Jika memiliki banyak akun ecommerce maka gunakan password yang berbeda untuk setiap akun online kita. Termasuk e-commerce dan media sosial. [JAR]


Like it? Share with your friends!

142

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak