Google, dkk Mangkir di Acara Konferensi Internet China 2019

1 min


115
Google, dkk Mangkir di Acara Konferensi Internet China 2019

Shanghai, Cyberthreat.id- Raksasa teknologi yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Google, Facebook, dan Apple, kali ini, tidak menghadiri China’s World Internet Conference 2019, yang digelar di kota Wuzhen, dekat Shanghai, Minggu, (20 Oktober 2019). Padahal,pada ajang tahun sebelumnya, ketiga perusahaan tersebut menghadiri gelaran acara tersebut.

Hal itu, diduga karena perang dagang dan konflik teknologi yang melibatkan kedua negara, yaitu China dan AS. Selain itu, seperti diketahui, layanan Google, Facebook, dan Apple juga telah diblokir di negara tersebut.

Dikutip dari South China Morning Post, Senin, (21 Oktober 2019), meski ketiga raksasa teknologi tersebut tidak hadir, beberapa perusahaan teknologi lainnya yang berbasis di AS, tampak hadir dalam cara tersebut.

Diantaranya,  perusahaan pembuat perangkat keras internet AS, Honeywell, Qualcomm, Intel, dan Cisco Systems, serta penyedia perangkat lunak dan layanan cloud Microsoft.

Administrasi Dunia Maya Cina, yang merupakan regulator internet di China mengatakan, sebelumnya Apple telah mengkonfirmasi akan hadir, tetapi tidak ada seorang pun dari Apple yang ikut serta dalam sesi panel mana pun.

“Apple memang mendaftar untuk konferensi, tetapi peserta dipanggil pergi untuk hal-hal lain”, kata sumber tersebut kepada South China Morning Post.

Namun, sejumlah perusahaan AS lainnya yang turut hadir dalam acara tersebut, jutsru mengharapkan dapat meningkatkan bisnis mereka dengan para mitra dari China dalam cara tersebut.

Shahriar Rokhsaz, kepala eksekutif perusahaan pengolahan data dan semikonduktor Axzon, yang berbasis di Texas, mengatakan, Dia bertemu dengan mitra lokalnya di Wuzhen dan bertujuan untuk membuka cabang di Hangzhou, provinsi Zhejiang, atau Qingdao di provinsi Shandong akhir tahun ini atau awal 2020.

Rohksaz mengatakan pendapatan dari bisnis semikonduktor memang turun hingga 20 persen, karena perang dagang.  Tetapi dia tetap optimis tentang masa depan bisnisnya di China.

“Kami tidak akan berhenti melakukan bisnis dengan Cina, karena Tiongkok sangat dominan. Hal-hal ini terjadi karena mereka ingin mencapai kesepakatan. Itu tidak bisa bertahan selamanya, saya yakin mereka akan mencari tahu ini dan kami akan dapat memulai bisnis segera,” katanya.

Sementara, Bradford Zakes, CEO perusahaan teknologi perangkat medis, Cerevast, mengungkapkan, ajang ini bermanfaat untuk memiliki kehadiran bisnis di Cina dan perusahaannya secara aktif mencari untuk saling membangun. Meskipun perang terjadi perang dagang.

“Kekayaan intelektual selalu menjadi perhatian bagi perusahaan seperti kami, tetapi saya pribadi percaya bahwa kami dapat mengidentifikasi mitra yang tepat di Tiongkok sehingga kami dapat sangat mengurangi risiko apa pun,” kata Zakes.


Like it? Share with your friends!

115

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak