Google Mau Tiru Langkah Apple yang Bikin Facebook Komat Kamit

Jakarta, CNBC Indonesia – Google mengatakan akan membuat kebijakan keamanan baru di Google Play Store. Kebijakan ini akan memungkinkan pengguna smartphone Android mengetahui data apa yang dikumpulkan dan dibagikan oleh developer.
Developer aplikasi Android memiliki waktu hingga kuartal dua 2022 untuk mengumumkan informasi itu. Sementara pengguna akan mulai melihat kebijakan ini Google Play pada kuartal I-2021, ungkap Google seperti dikutip dari Strait Times, Senin (10/5/2021).

Belum diketahui apakah kebijakan privasi baru ini akan mengizinkan pengguna untuk menolak memberikan akses informasi dan data ke developer aplikasi. Google disebut akan menerapkan pendekatan yang longgar ketimbang Apple.

Sebelumnya, Apple menerapkan kebijakan privasi baru dalam fitur Tracking Transparency dalam update iOS 14.5. Dalam aturan tersebut pengguna dapat menolak memberikan akses kepada developer yang mengumpulkan data pengguna yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
Kebijakan ini dianggap akan menekan bisnis iklan digital bertarget karena sebagian besar pengguna akan menolak memberikan akses lebih pada developer aplikasi.
Hal ini menjadi sumber kekesalan Facebook. Media sosial terbesar di dunia ini mengatakan kebijakan ini akan membuat banyak UMKM tidak bisa menjangkau konsumennya dengan baik seperti sebelumnya.Selain itu, Facebook menuding kebijakan ini menguntungkan Apple. Pasalnya, banyak aplikasi Apple sudah terinstal terlebih dahulu di iPhone sehingga tidak perlu meminta izin untuk mengumpulkan data.
Atas kritikan tersebut, CEO Apple Tim Cook dalam Pidatonya dalam konferensi privasi data di Brussels Swiss, Tim Cook menyebut model bisnis yang menggunakan data untuk melayani iklan bertarget adalah bentuk kekerasan di dunia nyata.
“Jika bisnis dibangun di atas penyesatan pengguna (users), pada eksploitasi data, pada pilihan yang [sebenarnya] tidak ada pilihan sama sekali, itu tidak pantas kami puji. Itu pantas dicemooh,” ujar Tim Cook seperti dikutip dari CNBC International.

[Gambas:Video CNBC]

(roy/miq)