Google Terapkan Teknologi AI untuk Pemeriksaan Kanker Payudara

2 min


118
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com

StikerWA.CO, Jakarta – Raksasa teknologi Google telah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk dapat meningkatkan hasil deteksi kanker payudara. Product Manager Google Health Daniel Tse mengatakan selama dua tahun Google bekerja sama dengan mitra penelitian klinis di Amerika Serikat dan Inggris untuk mengetahui apakah AI bisa melakukan proses deteksi payudara.Menurut Daniel yang akrab dipanggil Dan, menggunakan kombinasi pembelajaran mesin dan AI skrining atau deteksi dini kanker payudara bisa lebih cepat. “Ini adalah teknik di mana Anda dapat menggunakan komputer untuk mengajarkan program dan mengklasifikasikan gambar berdasarkan contoh,” ujar dia melalui konferensi video di Kantor Google Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Februari 2020.Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan, terdapat dua jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia, yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Per 31 Januari 2019, Kemenkes merilis data bahwa terdapat angka penderita kanker payudara sebesar 42,1 per 100.000 penduduk wanita dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.Sementara metode paling umum dalam mendeteksi kanker payudara adalah menggunakan mamografi digital atau sinar-X, yang dilakukan lebih dari 42 juta pemeriksaan setiap tahunnya di Amerika dan Inggris. Masalahnya, kata Dan, adalah ketika keahlian di bagian radiologi dengan jumlah orang yang ingin diperiksa ada kesenjangan besar.
“Pada saat yang sama seringkali tugas yang diminta pada ahli radiologi dari dokter ahli menjadi semakin rumit. Semakin banyak tugas yang rumit dari waktu ke waktu, terutama karena ada semakin banyak bagian penyakit di sekitar penyakit kardiovaskular,” tutur Dan.Mengapa Google membantu melihat masalah ini? Dan percaya bahwa ada banyak tawaran dengan mengambil model pembelajaran mesin dan menerapkannya pada masalah kanker payudara. “Untuk memberi Anda konteks tentang mengapa kami tertarik melihat kanker payudara, ini adalah salah satu penyebab kanker paling umum di dunia dengan hampir dua juta kasus baru kanker payudara setiap tahun,” lanjut dia.Penelitian Google dilakukan bekerja sama dengan mitranya di DeepMind, Cancer Research UK Imperial Centre, Northwestern University, dan rumah sakit Royal Surrey County. Model AI Google dilatih pada sekumpulan databank representatif yang terdiri dari pencitraan mamografi tanpa identifikasi lebih dari 76.000 perempuan di Inggris dan lebih dari 15.000 perempuan di Amerika Serikat.Penelitian itu untuk mengetahui apakah model data belajar menemukan tanda-tanda kanker payudara pada hasil pemeriksaan tersebut. Kemudian Senior Staff Software Engineer Google Health Shravya Shetty menuturkan, model dievakuasi pada set data terpisah, yang terdiri dari pencitraan mamografi tanpa identifikasi lebih dari 25.000 perempuan di Inggris dan lebih dari 3.000 perempuan di Amerika.“Sistem kami memperoleh hasil penurunan positif palsu sebesar 5,7 persen di Amerika dan 1,2 persen di Inggris, dan penurunan negatif palsu sebesar 9,4 persen di Amerika dan 2,7 persen di Inggris,” tambah Shetty.Selain itu, Google juga meneliti apakah model dapat diterapkan secara lebih umum ke sistem perawatan kesehatan lainnya. Untuk itu, Shetty menambahkan, dia melatih model dengan menggunakan data dari para perempuan di Inggris dan kemudian mengevaluasi pada set data dari perempuan di Amerika.Dalam percobaan ini, ada penurunan positif palsu sebesar 3,5 persen dan penurunan negatif palsu sebesar 8,1 persen. “Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model berpotensi diterapkan secara lebih umum untuk penggunaan di bidang klinis baru, dan tetap memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan yang dilakukan para ahli,” ujarnya.


Like it? Share with your friends!

118

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak