Kepulauan Solomon Tidak Jadi Larang Facebook, Masyarakat Lega

1 min


117
Kepulauan Solomon Tidak Jadi Larang Facebook, Masyarakat Lega

Papua No.1 News Portal | Jubi
Honiara, Jubi – Banyak orang di Kepulauan Solomon menghembuskan napas penuh kelegaan setelah pemerintah tampaknya tidak akan melanjutkan rencana untuk melarang Facebook dari negara itu.
Akhir tahun lalu pemerintah Kepulauan Solomon mengumumkan rencananya untuk melarang media sosial itu untuk sementara waktu, sambil mereka mencari cara untuk menghentikan bullying dan pelecehan di dunia maya yang dikatakan semakin marak.

Salah satu orang yang menyambut baik perubahan keputusan tersebut adalah pengusaha perempuan dan pegiat muda, Regina Lepping.

“Ada banyak pengusaha muda yang mengandalkan Facebook untuk bisa terhubung dengan orang-orang, karena kalau menggunakan iklan di sekitar sini itu terlalu mahal,” ungkapnya. “Tiba-tiba ada keputusan untuk melarang Facebook… semua orang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.”
Tahun lalu pemerintah dikecam ketika mereka mengumumkan rencana untuk melarang Facebook untuk sementara.
Perdana Menteri Manasseh Sogavare lalu menjelaskan bahwa langkah itu diambil untuk ‘menjaga persatuan nasional’ dan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai.

Namun kini Menteri Komunikasi, Peter Shanel Agovaka, seperti disadur dari majalah Solomon Business Magazine, mengatakan Facebook tidak akan ditangguhkan.

Dia dilaporkan mengatakan pemerintah tidak ingin terlihat seolah-olah mendikte kehidupan masyarakat.
“Saya menyambut baik kabar ini,” ungkap pemimpin oposisi, Matthew Wale. “Melarang Facebook itu bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan kekhawatiran mereka, kekhawatiran yang sudah selayaknya dirasakan, yang juga dimiliki pemerintah, sebagai dasar untuk penangguhan itu.”
Ben Afuga adalah pendiri halaman diskusi Facebook yang populer, Yumi Tok Tok, mengatakan larangan yang diusulkan tersebut telah memicu berbagai diskusi di laman tersebut.
“Sekitar 80% dari mereka yang berdiskusi menentang keputusan pemerintah untuk menangguhkan Facebook,” katanya.
Afuga juga menyambut baik berita tersebut dan menekankan ada berbagai cara yang lebih baik untuk menghentikan perilaku pelecehan oleh pengguna-pengguna yang anonim.
“Karena ada platform lain, jadi saat Facebook ditutup, orang akan beralih ke platform lain,” tegasnya. (Pacific Beat)
 
Editor: Kristianto Galuwo


Like it? Share with your friends!

117

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak