Kolaborasi Israel-Facebook Bungkam Aktivis dan Jurnalis Palestina Hapus Ratusan Akun

2 min


140

Ilustrasi Facebook. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com – Puluhan warga Palestina membuka Facebook mereka pada 4 Mei dan mendapati akun mereka tak bisa lagi diakses. Dalam sehari, Facebook menghapus akun lebih dari 50 jurnalis dan aktivis Palestina, bersamaan dengan pemberitahuan yang mengatakan halaman mereka telah dinonaktifkan karena “tidak mengikuti Standar Komunitas kami.”
“Kami telah meninjau keputusan ini dan itu tidak dapat dibatalkan,” lanjut pesan itu, mendorong pengguna untuk membaca lebih lanjut tentang Standar Komunitas Facebook.
“Mereka tidak memberikan alasan khusus, seperti status atau foto misalnya, yang melanggar pedoman mereka,” kata Imad Jibreen (40), seorang jurnalis lepas dari Desa Tuqu di Tepi Barat yang diduduki kepada Middle East Eye.
“Mereka baru saja menghapus halaman kami dan mengatakan tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mengubahnya.”
Menurut data yang dikumpulkan Middle East Eye, Jibreen adalah salah satu dari setidaknya 52 warga Palestina yang terkena dampak penonaktifan, meskipun jumlah itu diperkirakan akan meningkat karena lebih banyak yang melaporkan penghapusan akun mereka.
“Saya memiliki tiga halaman Facebook yang berbeda: dua akun pekerjaan resmi dalam bahasa Arab dan Inggris, dan satu akun pribadi. Semuanya dihapus,” kata Jibreen, seperti dilansir dari Middle East Eye, Kamis (7/5).
Jibreen menambahkan, sejumlah teman dan koleganya juga mendapati akunnya dihapus. Facebook tidak menanggapi permintaan komentar dari MEE terkait masalah ini.
“Saya merasa frustrasi dan kesal,” kata Jibreen.
Facebook, lanjutnya, adalah salah satu platform media sosial utama yang ia gunakan untuk pekerjaan dan pribadi.
“Semua kontak dan jaringan saya: teman, keluarga, dan kontak kantor, semuanya hilang sekarang. Dan saya tidak tahu mengapa.”1 dari 3 halaman
Koordinasi dengan Israel

Warga Palestina tidak asing dengan sensor di media sosial, terutama Facebook. Selama bertahun-tahun, Facebook telah menonaktifkan akun warga Palestina atas koordinasi dengan pemerintah Israel dan lembaga keamanan, alasannya untuk mencegah “hasutan” Palestina pada platformnya.
Praktik ini dimulai pada 2016 setelah gelombang serangan skala kecil terhadap tentara Israel di seluruh wilayah yang diduduki. Israel berpendapat pada saat itu bahwa penyerang “serigala betina” sedang dihasut untuk melakukan kekerasan di media sosial, mendorong mereka mulai bekerja sama dengan Facebook.
Laporan pada saat itu menunjukkan, Facebook memenuhi sekitar 95 persen permintaan yang diajukan oleh pemerintah Israel untuk menghapus akun warga sipil Palestina – yang sebagian besar dari mereka mendapatkan informasi mereka dari platform media sosial seperti Facebook.
2 dari 3 halaman

Anti Kata ‘Martir’

Kolaborasi Facebook dengan pemerintah Israel, yang terus berlanjut hingga hari ini, telah menuai kritik luas selama bertahun-tahun dari kelompok-kelompok hak asasi manusia. Kritikus mengatakan praktik itu “menunjukkan komitmen pemerintah Israel untuk membungkam konten yang berkaitan dengan solidaritas Palestina atau kritik terhadap Israel.”
“Ini bukan pertama kalinya saya dan rekan-rekan saya memiliki masalah dengan Facebook,” kata Jibreen, seraya menambahkan unggahannya juga sering dihapus.
“Apakah saya membagikan video saya sendiri atau unggahan asli, atau bahkan hanya membagikan sesuatu yang telah dipublikasikan secara luas di Facebook, mereka akan menghapus unggahan saya,” katanya.
“Apa pun yang mengandung kata ‘martir’ di dalamnya, atau bahkan frase ‘istirahat dengan damai’, itu akan dihapus.”
3 dari 3 halaman

Lindungi Penjajahan Israel

Akun Samer Khweira (39), seorang reporter stasiun radio Al-Haya di Nablus, juga dihapus pada Senin. Dia mengatakan bermasalah dengan Facebook selama bertahun-tahun.
“Apa pun yang saya unggah berisiko dihapus,” kata Khweira.
“Jika saya mengunggah video serangan pemukim pada petani, atau bentrokan dengan tentara Israel, itu akan dihapus.”
Bahkan sebuah unggahan sederhana yang mengumumkan berita seorang warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel akan dihapus dari halamannya karena disebut melanggar “Standar Komunitas.”
“Kami yakin bahwa penonaktifan semua akun kami dilakukan atas permintaan pemerintah Israel,” kata Jibreen.
“Israel tidak ingin orang, terutama masyarakat internasional, melihat apa yang terjadi di tanah di Palestina,” lanjutnya.
“Dengan menyensor jurnalis dan aktivis Palestina, mereka tidak hanya melanggar kebebasan berbicara kami, tetapi mereka juga terlibat dalam upaya Israel untuk melindungi dunia dari kenyataan pendudukan.”

[bal]


Like it? Share with your friends!

140

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak