Kominfo Sebut Penyebaran Hoaks di WhatsApp Grup Paling Berbahaya

1 min


120

Merdeka.com – Dia menjelaskan, saat ini terdapat tiga level penyebaran informasi di tengah masyarakat. Hal tersebut juga menunjukkan pihak-pihak yang bakal didekati Kemenkominfo jika terjadi persoalan dalam penyebaran informasi.
“Pertama itu internet. Itu yang nanti kalau ada masalah kita akan bicara dengan ISP (Internet Service Provider). Kedua medsos. Instagram, Facebook, Twitter, platform kita akan komunikasi. Kalau memang melanggar diambil oleh pihak keamanan. Tetapi kalau enggak kita minta takedown,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Widodo Muktiyo dalam diskusi, Rabu (13/5).
Yang paling berbahaya, kata dia, yakni media memiliki sistem yang tertutup, seperti WhatsApp. Hal ini menjadi tantangan yang harus segera ditangani oleh pihaknya.
“Yang paling berbahaya sebenarnya media yang tertutup sistemnya kayak WA. WA grup misalnya. Ini sekarang semakin kita banyak di rumah isengnya kita itu kan WA grup. Tambahan selama covid-19 ini grupnya sangat banyak. Ini yang saya kira menjadi tantangan kita,” imbuhnya.
Dia menambahkan, dalam era media sosial seperti sekarang ini, masyarakat tidak lagi merupakan pihak yang menerima informasi. Masyarakat juga menjadi pihak yang memproduksi dan mendistribusikan informasi.
“Bisa memproduksi sendiri, distribusi sendiri, konsumsi sendiri. Tidak ada izin. Hanya nanti memang kita punya, di dalam UU ITE, misalkan kalau menyalahi aturan makan ada sanksinya. Sampai hari ini, itu sudah ada 103 yang bermasalah dengan pidana, hukum. Artinya masyarakat kita punya inovasi yang kadang-kadang beda,” ujar dia.
“Termasuk juga hoaksnya itu sudah ada 686 per hari ini. Artinya memang tidak serta-merta masyarakat hanya mengonsumsi. Ada oknum-oknum masyarakat yang sengaja membuat informasi itu menjadi gaduh jadi beda-beda. Ini yang menjadi tantangan komunikasi publik,” urai dia.
Dia pun mengumpamakan informasi dengan makanan. Masyarakat seharusnya mendapatkan makanan yang berkualitas dan menyehatkan. Sebab jika tidak tentu informasi yang diperoleh malah akan merugikan bangsa ini.
“Kalau makanan pikiran kita itu terlalu macam-macam sampai tidak mengerti ini benar atau salah, menyehatkan atau menyakitkan maka yang terjadi saat isunya sudah melebar ke ekonomi, sosial, dan lain-lain sebagainya. Ini akan memudahkan persepsi yang keliru dan itu juga akan merugikan bangsa ini,” tandasnya. [eko]


Like it? Share with your friends!

120

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak