Kominfo : WhatsApp Group Sarang Hoaks

1 min


93
Kominfo : WhatsApp Group Sarang Hoaks

JAKARTA, sultrademo.co – Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo menyatakan persoalan penyebaran disinformasi biasanya membesar melalui WhatsApp Group.
”Jadi persoalan sekarang infodemic biasa besar dari WhatsApp Group. Ini menjadi tantangan,” ujar Widodo saat menjadi pembicara dalam sesi dua webinar Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin seperti dikutip siberindo.co, Senin (27/10).


Dia menjelaskan bahwa saat ini muncul fenomena virtual yakni era post truth dan echo chamber.
Dalam era post truth seseorang, bermodalkan pengikut yang banyak di media sosial dapat memengaruhi publik meskipun hanya memberikan informasi bohong.
Akibatnya dinamika komunikasi publik mengalami persaingan untuk mengklaim kebenaran.
Sementara itu echo chamber adalah fenomena ketika seseorang hanya percaya pada kelompoknya, karena di media sosial ia dikelilingi dan hanya mengakses informasi dari lingkaran kelompoknya saja.
Alhasil informasi digaungkan dan dipercaya kelompoknya meskipun belum tentu kebenarannya.
Dua fenomena ini, kata dia, yang turut membuat upaya membersihkan dunia virtual dari disinformasi atau hoaks menjadi sangat sulit.
”Karena ada situasi di mana semua orang bisa memproduksi, bisa mengonsumsi, bisa mendistribusi (informasi). Dan munculah kondisi infodemic,” kata dia.
Dia mengatakan persoalan selama pandemi COVID-19 tidak hanya persoalan kesehatan, namun juga persoalan informasi yang tidak sehat atau hoaks.
Berdasarkan laporan Kominfo, berita bohong atau hoaks paling banyak dalam perjalanan pandemi Covid-19 terjadi pada Maret.
Sementara aplikasi yang paling banyak memproduksi dan mendistribusi informasi adalah Youtube.
Dia menekankan bahwa cyberdrone yang dimiliki Kominfo masih mampu memonitor disinformasi yang terjadi di Youtube, Facebook, Instagram dan seterusnya.
Namun Kominfo kesulitan memantau disinformasi yang menyebar dan membesar melalui WhatsApp Group yang sistemnya bersifat tertutup.
”Ini menjadi tantangan. Performa pemerintah bisa jadi sudah baik, tapi karena dibolak-balik publik yang tidak suka, publik yang iseng, maka melahirkan situasi itu (infodemic),” kata dia. (oke/sep)


Like it? Share with your friends!

93

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak