Lacak Pengguna Chrome Incognito, Google Dituntut Rp 72 T

1 min


112
Termasuk Picasa, Ini Deretan Aplikasi yang Dibunuh Google

Jakarta, CNBC Indonesia – Google harus menghadapi tuntutan dari penggunanya akibat pelacakan aktivitas pada mode Incognito di layanan Chrome. Perusahaan tersebut digugat sebesar US$5 miliar (Rp72,1 triliun) atau US$5000 (Rp72,1 jutaan) per penggunanya.
Gugatan itu dilayangkan tiga pengguna pada Juni lalu. Mereka menuduh Chrome melakukan pengumpulan data pengguna dengan menggunakan mode pribadi atau incognito dikutip The Next Web, Selasa (16/3/2021).
Menurut mereka, saat sudah mematikan data pelacakan di browser tools Google lainnya menggunakan situs Web akan meneruskan informasi pribadi pada perusahaan. Mereka juga menuding perusahan tersebut terlibat dalam bisnis pelacakan data.Google juga beusahan untuk membatalkan kasus ke pengadilan. Namun hakim menolak permintaan tersebut.
Sementara itu, juru bicara Google menyebutkan Chrome tidak menyimpan aktivitas pengguna saat melakukan penelusuran dengan mode Incognito. Namun sejumlah website yang dikunjungi kemungkinan mengumpulkan sejumlah informasi terkait pengguna.
“Kami membantah klaim ini dan akan membela diri melawan mereka. Mode Incognito di Chrome memberikan Anda untuk memilih penelusuran internet tanpa aktivitas disimpan pada browser atau perangkat. Seperti yang kami katakan tiap waktu Anda buka Tab incognito, website kemungkinan mampu mengumpulkan informasi mengenai aktivitas penelusuran Anda selama sesinya,” jelas juru bicara Google.
Sebelumnya, Google juga menghentikan aktivitas cookies pelacakan pihak ketiga. Chrome jadi browser berikutnya yang melakukan langkah ini setelah Safari dan Firefox.
Google juga memastikan tidak akan membuat alternatif cookies lain di masa depan. Menurut perusahaan, produk webnya aka didukung API penjaga privasi yang mencegah pelacakan.
“Sebaliknya, produk web kami akan didukung oleh API penjaga privasi dengan mencegah pelacakan individu namun tetap memberikan hasil untuk pengiklan dan penerbit,” kata Google.
Perusahaan juga melanjutkan aktivitas cookies membuat banyak orang tidak percaya pada internet atau pengiklan. Ketidakpercayaan itu yang bisa membahayakan website di masa depan.

[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)


Like it? Share with your friends!

112

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak