Liputan6.com, Jakarta – Langkah Facebook untuk meredam penyebaran hoaks terus berjalan. Terbaru, Ukraina menjadi negara yang mengaplikasikan fitur fact checking dalam platform media sosial tersebut.
Facebook telah bekerja sama dengan media massa dan lembaga pemeriksa fakta sejak dua tahun lalu. Konten-konten hoaks yang beredar di Facebook ditandai dan diberikan peringatan bagi akun yang menyebarkannya.
Mayoritas negara Eropa sudah mengaplikasikan fitur fact checking dari Facebook itu. Untuk Ukraina, Facebook bekerja sama dengan AFP, kantor berita asal Prancis.
“Memerangi hoaks dan berita palsu adalah tanggung jawab yang kami ambil secara serius. Itu sebabnya kami bekerja tanpa henti untuk menghentikannya di platform kami,” ujar Jakub Turowski, Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Polandia, Wilayah Baltik, Rumania dan Bulgaria dilansir Universul.net.
“Halaman dan domain yang terus menyebarkan hoaks akan dikurangi aktivitasnya untuk memposting konten. Selain itu mereka juga tidak bisa memasang iklan di Facebook dan menghasilkan uang.”