Liputan6.com, Jakarta – Facebook terus berusaha mencegah hoaks seputar covid-19 di platformnya. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu melaporkan telah menghapus 18 juta konten hoaks seputar covid-19 sejak awal pandemi.
Tak hanya itu Facebook juga telah melabeli 167 juta konten hoaks bekerjasama dengan pemeriksa fakta pihak ketiga. Facebook menjelaskan kebijakan itu diterapkan untuk mengurangi risiko informasi salah pada masyarakat.
Facebook juga menjelaskan langkah lain yang dilakukan adalah membuat stiker di platform media sosial miliknya. Stiker-stiker itu bergambarkan emoticon setelah divaksin agar orang lain juga mau divaksin covid-19.
“Kami telah menghapus 18 juta konten dari Facebook dan Instagram yang melanggar kebijakan terkait hoaks covid-19 dan informasi berbahaya lainnya. Kami juga bekerja untuk memerangi misinformasi soal vaksin dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk divaksin covid-19,” ujar juru bicara Facebook dilansir Globalnews.
“Ini adalah usaha kami agar semua orang mau divaksin covid-19. Dengan jangkauan yang Facebook miliki maka ini merupakan kesempatan untuk membuat perbedaan,” katanya menambahkan.
Meski demikian langkah yang diambil Facebook dianggap belum cukup memuaskan. Salah satunya yang disampaikan oleh Mary Blankenship, peneliti dari Universitas Nevada.
“Saya pikit jumlah hoaks yang beredar seputar covid-19 sangat banyak. Jadi bila dibandingkan dengan 18 juta konten yang sudah dihapus jumlahnya sangat sedikit,” ujar Mary.
“Sangat bagus jika mereka kini punya kebijakan khusus terkait hoaks, namun seharusnya dilakukan lebih cepat.”
#IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.