Line Artis Komik Marvel yang Membanggakan RI

3 min


100
Line Artis Komik Marvel yang Membanggakan RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Hari Kartini merupakan perayaan kesetaraan perempuan. Tak sekadar Simbolis, namun kesetaraan dalam artian yang lebih dalam, baik pengakuan maupun kesempatan perempuan di bidang apapun. Alti Firmansyah, perempuan yang berprofesi sebagai Line Artist untuk komik Marvel berhasil unjuk gigi sampai kancah Internasional. Line Artist, sebuah profesi yang menggambar sketsa tumbnail, membuat layout, dan panel dari sebuah komik. Draf kasar yang sudah dibuat oleh Line Artist kemudian didiskusikan kepada editor dan penulis. Setelah disetujui, Line Artist menaruh garis hitam putih tanpa mewarnai gambar.Hobi menggambar Alti sudah sejak bangku TK. Ketika menempuh pendidikan di SD dan SMP, dia juga kerap ikut lomba menggambar. Lalu sampai tingkat universitas, ia masuk di jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2001 dan lulus pada 2005. Bangku kuliah mengenalkan Alti pada referensi gambar di luar minatnya. Alti terbawa arus oleh teman-temanya karena memberikan referensi komik yang belum pernah ia baca. Seperti Manga Jepang yang berjudul Magic Knight Rayearth karya Clamp yang menonjolkan pada tokoh perempuan ramping dan permainan warna-warninya. Alti berani menyatukan style Clamp dalam gambarnya.
Sebelumnya Alti senang dengan Manga Dragon Ball. Mangaka bernama Akira Toriyama menjadi inspirasi sekaligus memengaruhi style menggambarnya. “Waktu zamanya Dragon Ball emang senengnya style gambar itu. Terus pas temen bilang baca ini deh, Magic Knight Rayearth, itukan model cewe-cewe yang kurus tinggi dan dia fantasy. Kan manga/anime saat itu selalu diwakilin sama warna kan. Si jagoannya warna merah, oranye, biru, dan hijau. Dari situ aku ngga masuk ke satu style Dragon Ball tok. Yaudah nyoba-nyoba stylenya si Clamp,” ucap Alti kepada CNBC Indonesia di kediamannya di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2019).Alti mendapat inspirasi dari Manga Jepang karena memberikan emosi pada gambar dengan menampilkan pergerakan karakter yang lebih luwes ketimbang komik Amerika. Seperti Manga Dragon Ball dan Kung Fu Boy. Tak ketinggalan, J Scott Campbell dalam Majalah Wizard juga jadi inspirasinya dengan karya-karyanya seperti Gen 13 dan Danger Girl.


Foto: wall.alphacoders



Menjadi Line Artist Perempuan Untuk MarvelLulus dari Institut Teknologi Bandung pada 2005 Alti masuk di industri periklanan menjadi visualizer. Karena merasa skillnya tidak berkembang ia pindah ke studio komik lokal pada 2012. Wawasanya terbuka bahwa industri komik di Indonesia berkembang dengan acara Indonesia Comic Con yang diadakan tiap tahun, mulailah ia berkenalan dengan berbagai komunitas komik. Pelaksanaan Indonesia Comic Con 2014 di Jakarta, Marvel mengadakan talent scout. Alti saat itu memberanikan diri untuk mendaftar dengan memberikan portfolio. Proses review dilakukan, selang empat sampai lima bulan Alti mendapat informasi bahwa portfolio sudah sampai ke Amerika Serikat (AS).Marvel mengadakan test page, Alti diberikan lima judul Komik Marvel yang sudah dipublikasi lalu ia memilh komik mana yang ingin digambar. Ms. Marvel adalah cerita yang ia pilih untuk kemudian dijadikan komik. Lolos seleksi, Alti mendapatkan proyek pertamanya untuk menggarap komik dengan tokoh Star Lord. Sudah lima judul komik dan tiga judul video komik Marvel yang sudah dikerjakan Alti. Proyek yang paling berkesan adalah Unstoppable Wasp karena saat menggarap itu ia sedang masa kontraksi kehamilan.”Untungnya mereka pengertian. Nah, begitu deadline diundur aku ngejar lima halaman sisanya setelah lahiran,” kata Alti.Karena bekerja dari Indonesia, perbedaan waktu terkadang menjadi kendala karena Amerika dan Indonesia beda belasan jam. Saat Alti sudah memberikan pekerjaanya, pihak Marvel membalas revisi saat ia sudah tidur di malam hari. Namun bukan masalah itu tak terlalu berarti bila kerja sama tim antara Alti dan Marvel berjalan dengan baik. Misalnya dengan tim yang bekerja sama untuk proyek Unstoppable Wasp yang sebelumnya sudah menggarap proyek Thor vs Hulk. Menurut Alti, penulis dari tim itu memberikan kemudahan karena memberikan feedback revisi yang cepat.


Foto: Hulk (dok. Disney)



Sebagai Line Artist, Alti mampu bekerja enam sampai delapan jam dalam satu hari. Namun kemampuan bekerja itu sudah menurun sekarang karena harus mengurus sang cabang bayi yang berumur dua bulan. “Sekarang begitu ada baby itu jadi kendala karena baby masih nempel. Nah aku butuh dua tangan buat kerja, aku ngga bisa sambil gendong. Jadi aku masih titipin ke Ibuku, itupun ngga bisa lama cuma satu atau dua jam. Sehari itu bisanya aku kerja enam sampe delapan jam. Setelah ada baby, seminggu dapet satu halaman udah bagus banget,” ucap Alti. Selain jarak dan mengurus bayi, kendala menjadi Line Artist Marvel bagi Alti adalah ia yang bukan penggemar berat komik Amerika dari awal. Ketika mendapatkan script cerita Marvel yang harus digambar, ia perlu mencari referensi seperti nama tempat dan tampilan karakter secara spesifik.Misalnya saja karakter Phoenix dalam tokoh X-Men yang mempunyai versi tampilan kostum yang berbeda-beda. Alti perlu memastikan pada editor tampilan kostum Phoenix seperti apa yang harus ia gambar. Juga dalam proyek Unstoppable Wasp perlu memerhatikan tampilan kostum karakter yang cocok, sesuai dengan judul dan tema yang sedang digarapnya.”Aku perlu make sure dulu, kaya komik Unstoppable Wasp ini ada scene dimana aku harus masukin banyak karakter. Nah aku mastiin, karakter ini pake kostum ngga? Atau pake baju civilian? Kalau make kostum mending pake yang mana? Karena udah ada dua versi yang lain,” kata Alti.”Dari pada aku sudah bikin lalu direvisi. Kadang, writer sama editor pun make sure juga, eh kayanya jangan yang ini deh kostumnya, pakai versi terbaru aja. Ada juga yang tidak dikasih kostum karena di komik berikutnya dia akan muncul,” ucapnya.
(miq/miq)


Like it? Share with your friends!

100

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak