Malware di WhatsApp, Bukti Tak Ada Pesan Instan Terjamin Aman

2 min


117
Malware di WhatsApp, Bukti Tak Ada Pesan Instan Terjamin Aman

Jakarta, StikerWA Indonesia — Pengguna WhatsApp sempat dihebohkan dengan serangan malware yang menyerang fitur panggilan suara. Spyware dilaporkan bisa menembus ponsel melalui fitur panggilan suara, bahkan ketika pengguna tidak menjawab panggilan telepon (missed call).Namun, tak banyak pengguna yang mengetahui tanda-tanda akun WhatsApp mereka terkena serangan malware.Pengamat keamanan siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menuturkan bahwa secara umum malware tidak terlihat karena masuk dengan cara ‘sembunyi-sembunyi’.”Sebenarnya kalau kita lihat secara general tidak kelihatan karena malware yang masuk ke dalam ponsel kita ini hidden [tersembunyi],” ujar Pratama saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (17/5).
Ia mengatakan secara aplikasi, malware yang menginfeksi tidak akan terlihat. Bahkan ketika dicek menggunakan system processing tetap tidak bisa lantaran kerap menyamar di dalam ponsel.Pratama pun membeberkan beberapa ciri ketika akun WhatsApp terinfeksi serangan malware seperti ponsel akan terasa hangat hingga panas ketika sedang tidak digunakan. Artinya malware itu bekerja terus menerus.Selain itu, ketika pengguna memasang paket data atau internet selama sebulan namun menjelang dua minggu pemakaian, paket data itu cepat habis walaupun penggunaan data internet tidak sering.”Selain kuota, ponsel ini juga rasanya jadi lambat sekali jadi kalau kita mau gunakan untuk apa-apa itu lambat. Padahal tidak ada aplikasi yang bekerja di background, artinya memang malware sedang bekerja untuk mengumpulkan data-data kita,” jelasnya.[Gambas:Video StikerWA]Malware di aplikasi terenkripsiPratama menjelaskan malware yang menginfeksi aplikai terenkripsi terjadi ketika seseorang melakukan percakapan melalui WhatsApp, malware akan mulai bekerja ketika orang itu melakukan percakapan tak hanya melalui fitur panggilan suara.Menurut dia, saat end-to-end encryption dihadapkan dengan adanya serangan malware, sistem itu tidak akan berfungsi. “Beda cerita kalau yang diinjeksi adalah ponsel, kalau diinjeksi ponsel semuanya bisa diambil. Kita ngetik saja semua sudah bisa diambil oleh si pembuat malware itu, jadi tidak ada aman-amannya,” tutur Pratama.Menyoal alasan dibalik pembuat malware menyasar WhatsApp, Pratama menilai peretas telah mengetahui kelemahan WhatsApp.
Kendati diklaim aman, ia beranggapan tidak ada sistem komunikasi aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Line, Telegram, hingga Facebook Messenger yang benar-benar terjamin keamanannya.”Karena yang diketahui kelemahannya adalah WhatsApp, jadi prinsipnya tidak ada sistem komunikasi yang benar-benar aman. Nah kita tidak tahu juga yang menggunakan Line aman atau tidak, atau menggunakan Facebook Messenger apakah itu aman? Belum tentu juga karena belum terpublikasikan sehingga kita tidak tahu,” jelasnya.Senada, praktisi dan pemerhati Information & Communication (ICT) & Ekonomi Kreatif Hasnil Fajri mengatakan ciri-ciri akun WhatsApp terkena infeksi malware selain menyebabkan ponsel cepat panas, paket data/internet cepat habis dan performa ponsel melambat.Salah satu tanda yang juga harus diperhatikan ialah saat seseorang melakukan panggilan telefon, tak sampai satu menit panggilan itu putus dan seringkali terjadi.”Sering sekali kita komunikasi tiba-tiba cepat putus, baru semenit putus. Itu dugaannya yang pertama jaringan, tapi kalau sering itu kemungkinan kena malware,” kata Hasnil.
Perbarui aplikasiAgar terhindar dari terinfeksi malware, Pratama mengimbau pengguna WhatsApp untuk rajin memperbarui aplkasi ke versi teranyar. Disamping itu, ia juga mengimbau pengguna untuk memasang anti-virus khusus ponsel.”Belum tentu juga [aman], pasti pembuat malware akan terus berusaha cari celah keamanannya. Kalau kita tidak yakin bahwa ponsel tidak benar-benar aman, kita reset ponsel semua malware akan otomatis kehapus semua setelah itu kemudian kita install aplikasi yang paling terbaru,” pungkas Pratama.Sementara itu, Hasnil mengatakan pembuat malware bisa menyasar orang awam atau target tertentu sesuai permintaan. Untuk itu, ia mengimbau pengguna WhatsApp menyematkan sistem anti-virus demi mencegah serangan malware secara masif.”Seringkali kita tidak melakukan tindakan keamanan di ponsel, tidak semua orang paham padahal yang sederhana ada fitur setting yang ada di Android. Kebanyakan orang Indonesia, pasti tidak melakukan,” jelas Hasnil. (evn)


Like it? Share with your friends!

117

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak