FIXINDONESIA.COM- Mark Zuckerberg menilai bahwa kehadiran Tiktok membahayakan penggunanya dari segi keamanan privasi. Sehingga ia memperingatkan Presiden AS Donald Trump akan penggunaan Tiktok di Amerika Serikat yang telah diunduh oleh lebih dari 100 juta pengguna di AS. Hal itu disampaikan Mark Zuckerberg ketika beberapa kali menghabiskan waktu dengan Presiden AS Donald Trump pada September dan Oktober tahun lalu. Laporan The Wall Street Journal menyebut peringatan Zuckerberg itu merupakan upaya yang disengaja untuk membuat Washington menolak perusahaan milik Beijing tersebut. Baca Juga: Menkes Terawan Agus Ungkap Janji Pemerintah Soal Lawan Covid-19 di Indonesia, Begini Katanya TikTok memiliki lebih dari 100 juta pengguna di AS sana dan secara luas dianggap sebagai ancaman terbesar bagi dominasi Facebook di media sosial. Pada bulan September, Zuckerberg yang juga CEO Facebook mengadakan serangkaian pertemuan dengan tokoh politik.
Di antaranya Tom Cotton, Senator Partai Republik untuk Arkansas dan seseorang yang dikenal dekat dengan Trump. Berikutnya pada bulan Oktober, Cotton dan Chuck Schumer, politisi Demokrat paling senior di Senat, menulis surat kepada pejabat intelijen berisi tuntutan penyelidikan atas TikTok. Baca Juga: Habib Rizieq Tak Kunjung Pulang ke Tanah Air, Bachtiar Nasir:Rugi Besar Terhadap Demokrasi Indonesia Penyelidikan tadi berujung pada opsi dari Donald Trump pada pemilik TikTok di China untuk menerima tawaran pembelian dari perusahaan AS atau dilarang beroperasi sama sekali di Negeri Paman Sam. Masih di bulan Oktober, berbicara di Universitas Georgetown Zuckerberg menyebut TikTok bertentangan dengan nilai-nilai Amerika.