Merasa Dijebak, Sekda Bondowoso Nonaktif Akan Polisikan Penyebar Chat WhatsApp

3 min


134

Merdeka.com – Dua kejadian beruntun menimpa Sekda Bondowoso non-aktif Syaifullah. Rabu (26/08) kemarin, turun surat pembebasan tugas atau penonaktifan terhadap dari Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin kepada Syaifullah. Penonaktifan itu atas perintah Gubernur Jawa Timur, Khofifah, untuk pemeriksaan pelanggaran disiplin berat yang diduga dilakukan Syaifullah.
Surat penonaktifan Syaifullah itu dikonfirmasi oleh Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat yang hari Kamis (27/08) ini menggantikan bupati yang sedang ada acara di Jakarta. Beberapa jam sebelumnya, beredar file PDF yang berisi tangkapan layar (screenshoot) pesan Chat antara Syaifullah dengan seorang dokter gigi perempuan yang juga ASN Bondowoso.
File tersebut dikirim dari nomor WA 0852 3052 6258 ke nomor WA sejumlah wartawan di Bondowoso. Sesaat setelah mengirim file ke wartawan, nomor misterius itu langsung tidak bisa lagi dihubungi.
Atas hal tersebut, Syaifullah merasa ada skenario mafia untuk menjebak dirinya.
“Tadi saya tanya ke dokter HHH, kata dia HP nya hilang. Sampai kayak begitu permainannya, makanya saya akan laporkan ke polisi. Siapa nanti tersangkanya. Mohon maaf, kalau saya pelajari, ini mafia luar biasa. HP nya sampai dicuri,” ujar Syaifullah saat dikonfirmasi pada Kamis (27/08) sore.
Syaifullah tidak memungkiri pernah bertemu drg HHH, di ruang kerjanya yang ada di Pemkab Bondowoso. Saat itu, drg HHH datang dengan ditemani teman perempuannya.
“Cuma sebentar kok, paling dua menit. Dia bawa kue sebagai ucapan terima kasih, karena putusan pengadilan (putusan cerai) sudah selesai. Tetapi kue itu tidak saya bawa pulang. Saya ajak makan dengan teman-teman di kantor,” ujar Syaifullah.
Kedatangan dokter gigi spesialis anak ke ruang kerjanya itu, diduga Syaifullah telah diketahui dan dipelajari oleh pihak yang ingin menjatuhkan dirinya. Hal itu ia hubungkan dengan pola serupa. Yakni beberapa kolega yang datang ke rumahnya.
“Ada beberapa tokoh masyarakat yang sering ke rumah saya. Lalu pulangnya dia ditelepon orang tertentu untuk bertanya, apa saja yang diobrolkan dengan saya. Sampai segitunya. Karena tokoh masyarakat itu kemudian melapor ke saya, jadi saya tahu,” ungkap Syaifullah.
Saat ini, Syaifullah sedang mengkaji cara untuk mengungkap masalah ini ke polisi.”Ini kan permainan yang mudah dibaca. Siapa yang dekat dengan saya, lalu dijadikan alat, lalu ambil saja hp nya,” tutur Syaifullah.
Lebih lanjut, Syaifullah mengakui pernah beberapa kali berkomunikasi dengan drg HHH. Namun isi komunikasi tersebut masih dalam tahap wajar, dalam rangka hubungan atasan-bawahan.
“Kalau yang percakapan, mungkin ya. Karena semua orang melakukan itu. Tapi kalau yang kotor-kotor, tidaklah. Kalau chatting kan saya bilang tadi, dia mengeluh tentang putranya. Dia berharap, putusan perceraian bisa cepat, sehingga dia bisa kawin lagi,” papar Syaifullah.1 dari 1 halaman
Akan Diperiksa

Selain itu, Syaifullah menduga pembebasantugasan sementara ini untuk memudahkan pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat Provinsi Jawa Timur. Pemeriksaan dilakukan Kamis (27/08) di kantor Inspektorat Bondowoso.
“Mungkin agar tidak ragu. Jadi mulai hari ini saya bukan sekda lagi,” papar Syaifullah yang belum genap 14 bulan menjadi Sekda Bondowoso ini.
Diperiksa Inspektorat Jatim terkait dugaan pengancaman terhadap anak buah, Syaifullah mengaku justru senang.
“Jujur saya ingin sampaikan, saya rindu diperiksa seperti ini. Saya sampaikan waktu diperiksa di Polda. Kaget semua orang waktu itu. Saya ingin diperiksa kasus saya dengan Pak Alun, supaya masyarakat tahu yang sebenarnya terjadi,” papar Syaifullah.
Melalui pemeriksaan di inspektorat -serta termasuk juga proses pidana yang sedang berjalan sekarang di PN Bondowoso-, Syaifullah ingin membersihkan nama baiknya. Sebab, sejak dilaporkan mengancam anak buah, Syaifullah merasa dirinya dicitrakan sebagai sosok pemimpin yang keras dan otoriter kepada bawahan.
“Silakan dicek di Situbondo, bagaimana bawahan mencintai saya. Sampai saya bilang begini, kalau ada pejabat di Situbondo yang cara mencintai anak buahnya melebihi atau paling tidak sama dengan saya, maka saya akan berguru kepada dia,” papar Syaifullah.
Sebelum dilantik sebagai Sekda Bondowoso pada Juli 2019 lalu, Syaifullah memang lama berkarir di Pemkab Situbondo, Jawa Timur. Rasa cinta atasan kepada bawahan, menurut Syaifullah, bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Termasuk dengan tindakan tegas ataupun pujian.
Melalui pemeriksaan di Inspektorat Provinsi Jawa Timur -serta proses hukum yang sedang berjalan- Syaifullah juga ingin menjawab rasa penasarannya. Yakni mengapa Alun Taufana, mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bondowoso sampai berani melaporkannya ke polisi.
“Kenapa Pak Alun yang polos dan lugu, kok mau dan berani seperti itu. Sudah dipanggil bupati dan diingatkan agar (laporannya) dicabut, tapi tetap jalan. Kalau kayak gitu, siapa yang melawan atasan,” ujar Syaifullah.
Di sisi lain, Syaifullah juga optimistis, proses hukum di PN Bondowoso akan segera selesai dan dirinya akan dinyatakan tidak bersalah.
“Makanya saya kan tetap bersemangat. Karena bagi saya, jabatan adalah amanah. Bukan untuk menumpuk kekayaan,” papar Syaifullah.
Selain yakin tidak bersalah, Syaifullah optimistis akan kembali menduduki jabatan sebagai Sekda Bondowoso.
“Tahun 2021, akan ada pembangunan rumah sakit tipe D. Juga pembangunan wisata bernilai milyaran di Bondowoso. Kemarin kita sudah berjuang di Jakarta. Ini harus kita kawal bersama-sama,” pungkas Syaifullah.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sekda Bondowoso, Syaifullah saat ini sedang menjalani sidang di PN Bondowoso. Dia berstatus sebagai terdakwa kasus pengancaman melalui telepon, setelah dilaporkan oleh Alun Taufana, yang saat kejadian masih menjabat sebagai Kepala BKD Bondowoso.
Syaifullah menelepon Alun karena kecewa. Sebab, rencana pelantikannya sebagai Sekda Bondowoso dianggap diulur-ulur hingga nyaris batal.

[eko]


Like it? Share with your friends!

134

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak