JAKARTA- Penelitian keamanan Bob Diachenko dan Vinny Troia telah menemukan 1,2 miliar data bocor di internet. Data tersebut memiliki ukuran 4 terabyte. Menurut peneliti data tersebut mudah diakses secara online dan peneliti dapa mengunduh data melalui browser web tanpa perlu kata sandi atau otentikasi.
Dilansir dari laman The Indian Wire, Senin (25/11/2019) menurut peneliti data dengan kode ‘PDL’ berisi data unik individu seperti miliaran alamat email pribadi, email kantor, URL LinekdIn, ID Facebook, lebih dari 400 juta nomor ponsel. Kemudian, data dengan kode ‘OXY’ berisi data yang diambil dari profil LinkedIn, termasuk informasi tentang perekrut.
Lebih lanjut, data tersebut telah bocor melalui server Elasticsearch yang terbuka dan tidak aman. Meskipun demikian sumber sebenarnya masih misteri. Kabarnya data berasal dari dua perusahaan agregasi data, People Data Labs dan OxyData.io. Ketika para peneliti menghubungi kedua perusahaan, juru bicara mereka mengatakan server bukan milik mereka.
Baca Juga: Vivo Bakal Umumkan Ponsel S1 Pro Hari Ini
“Ini adalah situasi yang sangat rumit dan tidak biasa. Bagian terbesar dari data ditandai sebagai ‘PDL’, yang menunjukkan bahwa data tersebut berasal dari People Data Labs. Namun, sejauh yang kami tahu, server yang membocorkan data tidak terkait dengan PDL,” kata Troia dalam blognya.
Meskipun kebocoran ini tidak memiliki informasi pribadi seperti Kata Sandi dan detail kartu kredit, kebocoran ini masih dianggap yang terbesar dalam sejarah.
Menurut wakil presiden senior CyberArk dari EMEA, Rich Turner, meskipun data yang bocor tidak memiliki informasi pribadi, alamat email, nomor telepon, dan profil media sosial masih merupakan masalah besar.
Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Guru Menggema di Twitter
Baca Juga: Realme X2 Pro dan XT Segera Dapatkan Beta ColorOS 7
(ahl)