Penumpang KRL Keguguran di Gerbong Commuter Line

1 min


104

Merdeka.com – Seorang penumpang kereta rel listrik (KRL) melahirkan di gerbong commuter. Penumpang tersebut kemudian dilarikan ke Rumah Sakit UI (RSUI) Depok.

Penumpang tersebut dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUI. Di sana dia mendapatkan pertolongan medis dari tenaga ahli. Saat ini kondisinya sudah membaik. Sayangnya sang bayi meninggal dunia karena usianya masih kurang dari 18 minggu.
“Ibunya tanda vitalnya stabil tapi harus ada tindakan lagi karena masih ada sisa dari ari-arinya di dalam. Namun, karena usia kehamilannya baru 18 minggu, jadi ini jatuhnya bukan melahirkan tapi abortus alias keguguran,” kata Vita Silviana, dokter yang memberikan pertolongan di RSUI, Kamis (25/4).
Menurutnya, kondisi janin sudah berbentuk bayi. Hanya saja berat janin masih di bawah 500 gram. Sehingga bayi tersebut belum bisa hidup mandiri.
“Minimal itu usia 26 minggu, dengan bantuan alat alat mungkin masih bisa selamat, tapi dalam kasus ini terlalu dini ya jadi kemungkinan untuk hidupnya kecil sekali,” ujarnya.
Ketika dibawa ke RSUI, Vita mengungkapkan, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. “Karena itu tadi beratnya di bawah 500 gram jadi kemungkinan bayi tidak bisa hidup, jadi seperti orang keguguran tapi usia kehamilannya sudah besar,” paparnya.
Pihak media pun tidak dapat membuka identitas sang ibu karena sudah merupakan aturan untuk tidak memberitahukan identitas pasien kepada publik. “Yang pasti masih muda ya, usianya sekitar 21 tahun,” pungkasnya. [fik]


Like it? Share with your friends!

104

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak