Jakarta:Komisioner privasi Selandia Baru mengutuk Facebook karena penembakan di Christchurg yang menewaskan puluhan orang disiarkan secara langsung di platform media sosial itu. Dia menyebut Facebook sebagai “penipu tak bermoral.”
Sang komisioner menggunakan akun Twitter pribadinya untuk mengecam Facebook, yang juga mendapat kecaman dari Perdana Menteri Jacinda Ardern karena membiarkan siaran langsung penembakan massal itu dan memungkinkan video itu dibagikan di internet.
“Facebook tak bisa dipercaya,” kata John Edwards, seperti yang dikutip dari The Guardian. “Mereka adalah penipu tak bermoral yang membiarkan terjadinya genosida (Myanmar), memungkinkan institusi demokrasi diinjak-injak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Happy
Inspire
Confuse
Sad
“Mereka membiarkan siaran langsung dari bunuh diri, pemerkosaan, dan pembunuhan, tetap menyimpan video dari serangan di masjid, membiarkan para pengiklan untuk menargetkan ‘pembenci Yahudi’ dan segmen penuh kebencian lainnya, dan menolak untuk bertanggung jawab atas konten yang ada.”
Cecaran Edwards ini merupakan respons dari wawancara ABC pada CEO Facebook, Mark Zuckerberg, yang gagal untuk mengubah teknologi siaran langsung Facebook, seperti jeda waktu penyiaran.
Zuckerberg berkata, siaran langsung pembantaian di Christchurch terjadi karena adanya “orang jahat” dan bukannya teknologi yang bermasalah. Dia merasa, jeda waktu pada siaran langsung hanya akan mengganggu orang-orang yang menyiarkan kejadian seperti pesta ulang tahun.
Dalam wawancara dengan RNZ, Edwards menganggap omongan Zuckerberg tidak jujur. Dia menantang Facebook untuk memberitahukan berapa banyak pembunuhan, bunuh diri, dan pemerkosaan yang telah disiarkan melalui Facebook.
“Itu adalah teknologi yang bisa menyebabkan kekacauan,” kata Edwards.
Sebelum serangan di Christchurch, perdana menteri Ardern sering menggunakan Facebook Live untuk menyiarkan acara formal seperti konferensi media dan menunjukkan kehidupannya yang lebih kasual seperti dapur Premier House di Wellington. Tampaknya, Ardern mempertimbangkan untuk menggunakan platform lain untuk melakukan siaran ini. (MMI)