Sempat Menolak Sampai Lakukan Pemblokiran, Facebook Akhirnya Bersedia Bayar Konten Berita di Australia Halaman all

2 min


170
Sempat Menolak Sampai Lakukan Pemblokiran, Facebook Akhirnya Bersedia Bayar Konten Berita di Australia Halaman all

CANBERRA, StikerWA.com – Facebook akhirnya setuju membayar perusahaan raksasa media di Australia, News Corp Australia, untuk konten jurnalistik yang diambil dari media-media perusahaan ini.
Kesepakatan itu dicapai beberapa pekan setelah Australia mengesahkan Undang Undang kontroversial pertama di dunia. Beleid ini bertujuan agar platform-platform besar membayar konten berita lokal.
Sejauh ini, News Corp belum mengungkapkan nilai dari kesepakatan dengan kontrak selama tiga tahun di Australia.
Bulan lalu, perusahaan ini telah mencapai kesepakatan global dengan Google. Kesepakatan pembayaran ini meliputi seluruh konten dari News Corp di Australia, dengan pembayaran yang signifikan.
News Corp Australia mengendalikan 70 persen sirkulasi surat kabar di Australia. Media-media lokalnya termasuk The Australian, The Daily Telegraph, dan The Herald Sun.
Grup media itu juga pemilik laman berita news.com.au.
Kepemilikan perusahaan ini juga meliputi jaringan Sky News Australia. Media ini mirip model TV konservatif seperti Fox News di Amerika Serikat dan kontennya paling sering dibagikan di Facebook.
Baca juga: Marah Besar Australia Saat Facebook Blokir Konten Berita
News Corp juga memiliki kesepakatan lain dengan Facebook terkait media AS-nya. Kesepakatan ini termasuk platform membayar konten berita yang dimasukkan ke dalam tab Berita Facebook (fitur yang tidak ada di Australia).
Melansir BBC pada Selasa (16/3/2021), kesepakatan di Australia ini jauh lebih luas meliputi semua konten dari News Corp Australia yang dibagikan di Facebook.
Bagaimana ini bisa dicapai?
Sama dengan perusahaan penerbit global lainnya, media Australia telah kehilangan pendapatan dalam satu dekade terakhir karena pengiklan beralih ke raksasa internet Facebook dan Google.
News Corp mempelopori kampanye lobi-lobi politik di Australia. Dengan dukungan dari kompetitor tradisional, mereka memengaruhi politisi agar membuat perusahaan raksasa internet itu membayar konten berita dari situsnya.
Pemerintah Australia kemudian menyusun undang undang yang bertujuan untuk menempatkan “keadilan” kontrak negosiasi antara media dengan perusahaan teknologi.
Google dan Facebook sama-sama kuat menolak undang undang ini.
Namun, undang undang ini mendorong perusahaan teknologi untuk mencapai kesepakatan komersial mereka sendiri dengan perusahaan media, seperti yang dilakukan Facebook dengan News Corp.
Tanpa kesepakatan itu, perusahaan teknologi tersebut itu dipaksa menggunakan jalur arbitrase dengan penerbit, atas konten yang digunakan.
Baca juga: Facebook Blokir Konten Berita di Australia karena Disuruh Bayar oleh Pemerintah
Pertarungan atas rancangan undang undang ini, mendorong Facebook secara tiba-tiba memblokir seluruh akses konten berita Australia di situsnya bulan lalu.
Pemblokiran itu berlangsung selama seminggu. Sampai akhirnya pemerintah Australia membuat konsesi dan mengesahkan undang undang tersebut pada 25 Februari.
Pada Selasa ini, Kepala Eksekutif News Corp, Robert Thompon memuji kesepakatan dengan Facebook sebagai “tonggak penting dalam transformasi bisnis jurnalisme”.
“Rupert dan Lachlan Murdoch mengawali perdebatan global disaat industri lain diam-diam saja atau bersikap acuh tak acuh, karena disfungsionalitas digital telah mengancam jurnalisme menjadi pengemis,” kata Thomson.
“Akhir dari perdebatan tentang digital ini telah berlangsung lebih dari satu dekade.”
Analis telah lama menilai kebijakan ini dirancang untuk membantu perusahaan besar seperti News Corp dan bukan untuk media-media kecil.
Perusahaan media besar lain di Australia, Seven West, juga menandatangani kesepakatan dengan Facebook bulan lalu.
Kesepakatan Facebook-News Corp juga terjadi di tengah penyelidikan parlemen di Canberra. Raksasa media “Negeri Kangguru” itu diperiksa atas dominasi dan pengaruhnya terkait urusan dalam negeri.
Agenda itu muncul setelah mantan Perdana Menteri Kevin Rudd mengajukan petisi online anti-Murdoch, yang mengumpulkan lebih dari 500.000 tanda tangan.
Baca juga: Masyarakat Australia Dukung Pemerintah Tuntut Facebook yang Sombong Blokir Kontan Berita


Like it? Share with your friends!

170

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak