WASHINGTON DC, StikerWA.com – Grup Facebook bernama Stop The Steal dilaporkan mengajak anggotanya untuk menyiapkan senjata jika Presiden AS Donald Trump kehilangan upaya mempertahankan Gedung Putih.
Kabar itu mengemuka sebelum Facebook akhirnya memblokir Grup Facebook tersebut pada Kamis (5/11/2020).
Facebook menyebut forum tersebut berupaya untuk mendelegitimasi proses pemilu AS.
Perusahaan media sosial itu juga mengkhawatirkan adanya seruan untuk melakukan kekerasan dari beberapa anggota grup tersebut.
Baca juga: Pilpres Amerika: Biden Hampir Pasti Menang, Ini Janjinya di 100 Hari Pertama
Dilansir dari Reuters, upaya seruan kekerasan yang diserukan melalui grup Facebook memang tidak jarang ditemukan menjelang pemilu AS.
Sebuah survei yang berfokus pada grup Facebook di AS antara September dan Oktober menemukan retorika dengan nada kekerasan di ribuan grup publik yang memiliki jutaan anggota dan berorientasi politik.
Survei tersebut dilakukan oleh perusahaan intelijen digital CounterAction atas permintaan Reuters.
Variasi dari dua puluh frasa yang dapat dikaitkan dengan seruan untuk kekerasan muncul bersama dengan referensi hasil pemilu di sekitar 41.000 grup Facebook publik yang berbasis di AS selama dua bulan.
Baca juga: Pilpres AS: Jelang Penentuan Presiden dan Rangkuman Kisahnya
Frasa-frasa tersebut seperti “tembak mereka” dan “bunuh mereka semua” digunakan di dalam grup publik setidaknya masing-masing 7.345 kali dan 1.415 kali, menurut CounterAction.
Frasa “gantung dia” juga muncul di grup-grup Facebook sebanyak 8.132 kali.
Facebook mengatakan sedang meninjau temuan CounterAction, yang dibagikan oleh Reuters dengan perusahaan tersebut.
Juru Bicara Facebook Dani Lever mengatakan pihaknya juga akan mengambil sejumlah tindakan, termasuk di grup Facebook, agar dapat mengurangi kerugian dunia nyata dan kerusuhan sipil.
Baca juga: Pilpres AS: Trump Butuh Waktu untuk Terima Kekalahan
Perusahaan menolak untuk mengatakan apakah contoh yang dibagikan oleh Reuters melanggar aturan yang ditetapkan Facebook.
Facebook juga mengumumkan perubahan kebijakan sejak musim panas lalu yang bertujuan untuk mengekang “gerakan sosial militer,” termasuk milisi AS, jaringan Boogaloo, dan gerakan konspirasi QAnon.
Perusahaan tersebut mengatakan telah menghapus 14.200 grup atas dasar perubahan kebijakannya sejak Agustus.
Baca juga: Update Pilpres AS: Biden Berkoar Menang meski Hitung Suara Belum Selesai
Serba-serbi Pilpres AS: Facebook Blokir Grup yang Menyerukan Angkat Senjata untuk Dukung Trump Halaman all
1 min
