Tangkal Terorisme, Zuckerberg Batasi Siaran Live Facebook

Jakarta, CNBC Indonesia – Facebook Inc memutuskan untuk memperketat aturan fitur live streaming sebagai tindak lanjut dari kasus penembakan di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret lalu.Dalam pernyataan resminya, Facebook memperkenalkan kebijakan ‘one-strike’ dalam fitur Live Facebook. Aturan ini sementara membatasi akses pengguna yang menghadapi tindakan disipliner karena melanggar aturan Facebook yang masuk kategori pelanggaran serius.Pelanggaran pertama kali tidak akan menggunakan fitur Live dalam jangka waktu tertentu, ujar Facebook dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/5/2019). Facebook tidak merinci pelanggaran apa saja yang akan mendapat hukuman ‘one-strike’ ini.Facebook juga tidak menjelaskan berapa lama masa penangguhan ini akan berlaku tetapi Facebook memastikan akan memperpanjang pembatasan ini ke daerah lain dalam beberapa minggu mendatang.

Foto: Infografis/Terror di Selandia Baru/Edward Ricardo

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan perubahan ini merupakan komponen utama dari inisiatif yang dikenal sebagai “Christchurch Call”, yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran kekerasan di online.
“Keputusan Facebook untuk membatasi streaming langsung adalah langkah pertama yang baik untuk membatasi aplikasi yang digunakan teroris sebagai alat dan menunjukkan Christchurch Call sedang ditindaklanjuti,” katanya dalam email dari juru bicaranya.Facebook mengatakan telah menghapus 1,5 juta video cuplikan serangan Christchurch dalam 24 jam pertama setelah kejadian.Pada Maret lalu, seorang pemuda Australia melakukan teror penembakan di Masjid di kota Christchurch. Kepolisian Selandia Baru melaporkan 50 orang tewas akibat penembakan tersebut, termasuk seorang WNI.Simak video aksi biadab penembakan di Masjid Christchurch di bawah ini.[Gambas:Video CNBC] (roy/prm)