Telegram Ajak Pengguna Hapus WhatsApp

1 min


93
Pengguna layanan pesan instan WhatsApp dapat memindahkan riwayat pesan mereka ke Telegram.

Jakarta, StikerWA Indonesia — Perseteruan antara perusahaan aplikasi perpesanan instan terenkripsi WhatsApp dan Telegram makin memanas. Kali ini keduanya tampak mengadu meme, bahkan Telegram sampai membuat seruan untuk meninggalkan WhatsApp.
Hal ini dilakukan satu hari sebelum WhatsApp menerapkan kebijakan baru terhadap para penggunanya yang cukup mengundang penolakan pada (15/5). Menurut Forbes, sebelum ketentuan berlaku Telegram lebih dahulu memposting mengenai ajakan itu.
Telegram mengajak pengguna agar segera menghapus WhatsApp dan Facebook melalui platform Twitter. Namun pada saat yang sama, WhatsApp langsung membalas dengan jawaban menyindir.

Menurut WhatsApp ada kekurangan pada WhatsApp sebab ‘end-to-end’ pada Telegram sulit dipahami. Whatsapp mencuit itu seolah-olah hal demikian diungkap langsung admin Telegram.
“Dan apa yang orang tidak tahu. Adalah kamu tidak dienkripsi ujung ke ujung secara default,” tulis WhatsApp dalam cuitannya.

Tak hanya Telegram, aplikasi lain, yakni Signal juga ikutan nyindir WhatsApp lewat meme melalui Twitter. Namun WhatsApp tak segera merespons mengingat Telegram merupakan aplikasi dengan keamanan lebih baik ketimbang Facebook dan WhatsApp sehingga sulit untuk membalikannya.
WhatsApp dan Telegram diketahui sudah berseteru dalam beberapa bulan terakhir sebab WhatsApp punya kebijakan yang dianggap berpotensi merugikan data penggunanya ada kemungkinan dimanfaatkan.
Data pengguna diketahui juga akan disebar ke pihak ketiga atau biasa dikatakan pengiklan pada platform aplikasi tersebut.
Di sisi lain, kesempatan itu yang lantas dimanfaatkan Telagram untuk menarik pengguna ke aplikasinya.

Sebelumnya Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto melalui akun Twitternya, Sabtu (16/5) menjabarkan celah pada WhatsApp. Ia menyebut ada 5 hal yang terjadi saat WhatsApp menguasai data pribadi.
1. Memahami minat dan gaya hidup untuk mengejar iklan
WhatsApp membangun profil pengguna dengan mempermainkan sentimen dan keputusan Anda, dari hasil data yang dikumpulkan.
Jika Anda telah memperhatikan bagaimana iklan di Facebook atau Instagram tampil sesuai dengan minat Anda saat ini dengan relevansi yang sangat tinggi, mekanisme semacam inilah yang bekerja.
2. Membentuk pandangan politik
Jika data pengguna Facebook diambil untuk membangun profil psikologis dan mengeksploitasi bias politik mereka dengan iklan Facebook, hal yang sama bisa terjadi lagi.
Seperti saat Cambridge Analytica yang menggunakan data-data yang dikumpulkan dari Facebook untuk mengubah pilihan politik saat pilpres AS tahun 2016. Praktik semacam ini bisa terjadi lagi.
3. Mengubah keadaan emosi
Suasana hati dan emosi pengguna WhatsApp bisa dipermainkan dengan pancingan informasi. Eksperimen tersebut pernah dilakukan Facebook pada Januari 2012 dengan 689.003 pengguna selama satu minggu.
4. Menentukan keberadaan dan tempat yang sering dikunjungi untuk mencapai akurasi periklanan yang lebih tinggi
Pengguna akan menjadi target dengan penempatan iklan berdasarkan geolokasi untuk membantu mitra menggaet calon pelanggan.
5. Kehilangan data karena pelanggaran keamanan lain
Kebocoran data pengguna skala besar sering terjadi di produk perusahaan Facebook, jangan membahayakan kehidupan digital Anda dan orang-orang yang Anda kasihi. (ryh/mik)

[Gambas:Video StikerWA]


Like it? Share with your friends!

93

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak