Jakarta, StikerWA Indonesia — Menurut survei yang dilakukan Facebook Indonesia 50 persen UKM harus melakukan pengurangan jumlah pekerja dan hampir 53 persen pelaku UMKM mengaku usaha mereka menurun akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, 50 persen UKM harus melakukan pengurangan jumlah pekerja. Pengurangan pekerja ini banyak terjadi di sektor-sektor yang langsung bersinggungan dengan publik seperti industri ritel.
“Namun yang menarik, hampir 56 persen UMKM yang ada Facebook cepat beralih ke dunia digital. Mereka memanfaatkan platform-platform digital yang sudah ada seperti Facebook, Instagram atau WhatsApp. Dan sekitar 25 persen pelaku UMKM saat ini mengaku penghasilan mereka didapat dari platform digital,” jelas Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari dalam bincang digital “Inspirasi Pahlawan Digital”, Sabtu (12/9).
Sehingga, masuk ke platform digital dianggap penting untuk menyelamatkan UMKM di masa pandemi ini. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menegah (KUKM) mendukung program “Pahlawan Digital UMKM”.
Lewat program ini, pelaku bisnis digital didorong memberi contoh pada pelaku UKM lain untuk masuk ke dunia digital. Hingga saat ini, sebanyak 125 inovator digital telah mendaftar untuk bergabung dalam program Pahlawan Digital UMKM.
Ruben menyarankan para inovator muda tak hanya sekadar menciptakan produk dan jasa inovatif. Mereka juga punya tanggung jawab lebih dalam memberikan semangat, contoh, dan berbagi ilmu dengan UMKM lain terutama membantu mereka untuk Go Digital.
Sebab, menyelamatkan UMKM tak ubahnya menyelamatkan ekonomi Indonesia. UMKM-UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia tak ubahnya ‘sekoci’ yang butuh pendampingan ‘Kapal Induk’ macam Facebook dan Grab.
Sehingga, para pahlawan digital UMKM itu akan menjadi penghubung para pelaku UKM dengan platform digital yang ada. Dalam acara tersebut, mereka mengistilahkan platform digital ini sebagai kapal induk yang mengawal UMKM yang diibaratkan sebagai kapal sekoci.
“Di sini dibutuhkan pahlawan-pahlawan lokal (local heroes) dan aggregator penghubung ke Kapal Induk. Jangan melulu mengandalkan pemerintah,” tutur Staf Khusus Menkop UKM Fiki Satari.
Sementara itu Halim Wijaya, Director of East Indonesia Grab Indonesia, menyebut inklusivitas menjadi hal utama dalam membesarkan UMKM. Kerja sama ‘Kapal Induk’ dan ‘sekoci’ mutlak diperlukan. Caranya, melalui pembinaan dan inkubasi.
Fiki berharap Grab dan Facebook sebagai Kapal Induk dapat menjadi lokomotif yang menggeret para UMKM di seluruh Indonesia.
“Para pelaku UMKM ini bisa belajar dari Kapal Induk dan berkolaborasi dengan mereka. Kapal Induk ini bisa jadi konsolidator,” ujarnya.
Sekitar 80 persen peserta pelatihan Pahlawan Digital UMKM berasal dari luar DKI Jakarta. Sebanyak 30 peserta bootcamp atau pelatihan akan diumumkan pada 16 September 2020 mendatang.
Perkembangan info terkait Pahlawan Digital UMKM bisa dipantau di akun Instagram @pahlawandigitalumkm, @kemenkopukm, dan @putri_tanjung.
(eks)
[Gambas:Video StikerWA]