Trump “Blacklist” Huawei, Microsoft dan Google Ikut-ikutan

1 min


114
Trump "Blacklist" Huawei, Microsoft dan Google Ikut-ikutan

NEW YORK, StikerWA.com – Pemblokiran Huawei  merupakan imbas dari perang dagang AS-China. Setelah Trump memblokir Huawei dari pasar, raksasa teknologi AS lainnya seperti Microsoft dan Google pun turut menjauhkan diri dari Huawei.
Dikutip dari StikerWA, Sabtu (25/5/2019) Microsoft (MSFT) telah menghapus perusahaan asal China itu dari toko online-nya. Pencarian untuk kata Huawei tidak bisa lagi ditemukan dan diganti dengan kata “Wrong Search” sejak Jumat (24/5/2019). Microsoft pun menolak berkomentar sejak kapan produk itu dihapus.
“Perusahaan tidak mau berkomentar soal ini,” kata Juru Bicara Microsoft Andrew Pickup dikutip StikerWA, Sabtu (25/5/2019).
Sama seperti Microsoft, Huawei pun tidak mau berkomentar lebih banyak.
Disinyalir, langkah ini dilakukan Microsoft setelah Amerika Serikat menempatkan Huawei pada daftar hitam (blacklist) untuk pasar AS. Bahkan pemerintah AS melarang pebisnisnya untuk menjual komponen kepada Huawei.
Selain menghapus Huawei dari daftar pencarian, Microsoft pun berhenti memasok sistem operasi Windows ke Huawei, yang biasanya digunakan setiap laptop di China. Ini menandakan kemunduran untuk raksasa teknologi China.
Diketahui, Huawei adalah perusahaan pembuat ponsel besar yang saat ini tengah bersaing dengan Apple dan Samsung. Namun kini perusahaan tersebut dalam mode krisis karena para pemasok mulai memutuskan hubungan kerjasamanya.
Pekan ini, Google (GOOGL) juga melakukan langkah yang sama dengan Microsoft. Hal itu tentu memberikan pukulan besar bagi Huawei karena ponsel produksi terbarunya tak akan memiliki akses ke sistem operasi Android, Gmail, dan Google Maps.
Akibatnya, operator seluler terkemuka di Jepang dan Inggris menunda peluncuran ponsel Huawei terbaru. Bahkan kemungkinan akan berhenti menyetok Huawei lagi mengingat ketidakpastian sistem perangkat tersebut. 
Padahal bisnis ponsel, laptop, tablet, dan jam tangan pintar Huawei merupakan kontributor terbesar bagi pendapatan perusahaan. Tahun 2018 saja, Huawei melaporkan pendapatan sekitar 349 miliar yuan.
Menurut Ishan Dutt, seorang analis dari perusahaan riset Canalys mengatakan kehilangan Microsoft sebagai partner bisnis tidak akan terlalu menyakitkan bagi Huawei. Sebab, penjualan laptop Huawei di e-commerce Microsoft hanya 2 persen secara global.
Namun, kehilangan sistem google akan banyak berdampak pada kerugian.
“Ini berarti smartphone dan tablet Huawei tidak akan memiliki akses ke aplikasi populer seperti Gmail dan Youtube. Aplikasi pihak ketiga seperti platform ojol dan layanan pengiriman makanan yang mengandalkan Google Maps juga tidak akan berfungsi,” kata Ishan Dutt.
Meski ada sistem operasi baru, itu tak serta-merta menjaring kepercayaan konsumen untuk setiap masalah dan keamanan dalam ponsel.
“Ini akan menjadi upaya sangat besar Huawei untuk bisa melakukannya,” katanya.


Like it? Share with your friends!

114

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak