Usaha Google Tepis Hoaks Untuk Selamatkan Nyawa dari Covid-19

1 min


117
Usaha Google Tepis Hoaks Untuk Selamatkan Nyawa dari Covid-19

Raksasa teknologi Google menjelaskan alasan mereka memerangi hoaks terkait Covid-19. Mereka ingin memastikan masyarakat yang mengakses platform Google bisa mendapatkan informasi berkualitas tinggi guna menyelamatkan nyawa manusia dari pandemi.Google telah menggandeng 11 media dari berbagai negara untuk memerangi kekeliruan informasi dan hoaks vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia. News Lab Lead APAC Google Irene Jay Liu mengatakan langkah ini dilakukan mengingat informasi terkait Covid-19 yang sangat cepat beredar di dunia.“Salah satu isu kuncinya adalah vaksinasi, jadi kami bekerja sama dengan jurnalis dan memberikan kesempatan mereka melawan misinformasi itu,” kata Irene dalam #Katadata9 Virtual Event: “Battling Misinformation”, Selasa (4/5). Salah satu yang digandeng Google dalam memerangi hoaks adalah Katadata.co.id. Irene mengatakan  penting untuk bekerja sama dengan partner yang memiliki keahlian pada pengecekan fakta, pengolahan data, dan pemaparan cerita yang baik terkait data.Google berharap pihaknya bisa melawan seluruh hoaks dan rumor melalui pasar basah di Indonesia. “Harapannya pelaku pasar basah tersebut melanjutkan informasi yang mereka peroleh ke komunitasnya,” ujar dia.Guna memerangi hoaks, Katadata.co.id menggandeng Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo). Asosiasi ini beranggotakan lebih 10 juta pedagang pasar, yang terbagi atas enam regional dan mencakup total 412 kabupaten dan kota.Ketua Asparindo Joko Setiyanto mengatakan edukasi informasi menjadi penting lantaran tingkat pendidikan pedagang di Indonesia sangat beragam, mulai dari tak berijazah sampai memiliki gelar magister.Dengan keberagaman tersebut, sulit untuk mengatur kedisiplinan pelaku pasar. “Kami tidak siap hadapi pandemi,” ujar dia.VP Strategic & Business Development Katadata David Herlambang mengatakan, pertukaran informasi di pasar kerap diteruskan kepada keluarga atau kerabat dari para pelaku pasar. Oleh karena itu, ada efek berlipat ganda dari pertukaran informasi di pasar.Di sisi lain, pedagang pasar acap kali tak terlayani dengan baik dan adanya anggapan pedagang pasar memiliki pendidikan yang kurang memadai. Padahal, jumlah pedagang pasar di Indonesia mencapai 9 juta orang atau 5 persen dari total penduduk.Bila 9 juta orang tersebut membawa informasi dari pasar ke 4 orang anggota keluarganya, sudah ada 36 juta orang yang melakukan pertukaran informasi. “Ini menjadi alasan utama Katadata Insight Center (KIC) memilih target pasar,” ujar David.Selain itu, penataan pasar tidak dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak 1 meter. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan juga belum tersebar secara menyeluruh.Hasil survei KIC pada 2020 menunjukkan, responden dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi. Adapun, responden yang bisa mengidentifikasi hoaks memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi.Sementara, survei KIC lainnya menyatakan orang yang tidak percaya hoaks 2,6 kali lipat lebih berpeluang divaksinasi dibandingkan orang yang percaya hoaks. Ini artinya, peluang untuk divaksinasi lebih besar pada orang yang tidak percaya hoaks. “Di sini peran penting project Google dan Katadata,” kata CEO & Co-founder Katadata Metta Dharmasaputra. 


Like it? Share with your friends!

117

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak