Usai Digugat Rp17 Triliun, Google Akan Otomatis Hapus Data Pengguna Setelah 18 Bulan

1 min


140
Usai Digugat Rp17 Triliun, Google Akan Otomatis Hapus Data Pengguna Setelah 18 Bulan

Cyberthreat.id – Google mengumumkan sejumlah kebijakan baru terkait upaya untuk meningkatkan privasi pengguna layanannya. Salah satunya adalah dengan opsi penghapusan data pengguna setelah 18 bulan.

Hal itu diumumkan oleh CEO Google Sundar Pichai dalam blog resmi perusahaan pada Rabu (24 Juni 2020).

Selama ini, Google memang telah menyediakan opsi untuk menghapus data dengan dua pilihan: tiga bulan, dan 18 bulan. Namun, itu hanya akan terjadi jika pengguna memilih untuk menghapusnya. Jika tidak, maka data itu akan tetap tersimpan.

Karena itu, dalam setelan terbaru nanti, opsi penghapusan otomatis setelah 18 bulan akan dijadikan by default. Itu artinya, data akan otomatis terhapus walau pun pengguna tidak memilih untuk menghapusnya. Namun begitu, jika tidak ingin datanya dihapus, pengguna masih bisa mengubah pengaturannya.

“Mulai hari ini, pada saat anda mengaktifkan Riwayat Lokasi — yang dimatikan di pengaturan awal by default–  opsi penghapusan otomatis akan diatur untuk 18 bulan by default. Pengaturan ini juga berlaku untuk menu ‘Web & App Activity’ pada akun baru. Ini artinya data aktivitas anda akan otomatis dihapus setelah 18 bulan. Anda dapat selalu dapat mematikan atau mengubah pengaturannya,” kata Sundar Pichai.

Fitur serupa juga akan tersedia untuk Youtube. Bedanya, di sana Google akan menunggu selama 36 bulan sebelum menghapus informasinya.

Selain opsi penghapusan data otomatis, Google juga akan memandu pengguna lewat fitur pencarian. Jika seseorang ragu apakah akun Google-nya aman, maka cukup ketikkan pertanyaan “apakah akun Google saya aman?” di pencarian. Pengguna kemudian akan diarahkan ke bagian pengaturan untuk memeriksa keamanan akunnya.

Google juga akan membuat mode penyamaran (incognito) menjadi lebih mudah diakses dari beragam aplikasinya seperti pencarian, Google Maps, dan Youtube. Sekarang pengguna hanya dapat menekan satu tombol untuk menghindari riwayat pencarian mereka dikumpulkan.

Perusahaan mengatakan perubahan itu adalah bagian dari komitmennya untuk meminimalkan data, dan komitmen hanya menyimpan informasi selama itu relevan bagi pengguna.

Perubahan ini dilakukan beberapa bulan setelah regulator Uni Eropa membuka penyelidikan terhadap cara Google memproses data lokasi di sana.

Awal Juni lalu, Google menghadapi gugatan class action di Pengadilan Distrik Utara California atas tuduhan melanggar privasi orang dan melacak penggunaan internet, bahkan ketika browser diatur ke mode pribadi atau Incognito. Atas dakwaan itu, Google digugat sebesar US$ 5 miliar atau setara dengan Rp17 triliun. Hingga kini, sidang gugatan masih berlangsung.[]



Like it? Share with your friends!

140

What's Your Reaction?

Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
0
Suka
Kaget Kaget
0
Kaget
Muntah Muntah
0
Muntah
Sedih Sedih
0
Sedih
Ketawa Ketawa
0
Ketawa
Cinta Cinta
0
Cinta
Ngakak Ngakak
0
Ngakak