Jakarta – BlackBerry Messenger atau BBM sebentar lagi tinggal kenangan, aplikasinya berhenti beroperasi di 31 Mei 2019 karena sudah ditinggalkan penggunanya. Akankah WhatsApp suatu saat nanti mengalami nasib buruk serupa?Popularitas WhatsApp turut menjadi penyebab tumbangnya BBM, selain berjubelnya fitur BBM malah dianggap tidak menarik bagi user. Dan saat ini, status sebagai layanan messaging terpopuler dunia membuat WhatsApp sangat kokoh posisinya.Dikutip detikINET dari Forbes, jumlah pengguna WhatsApp sudah lebih dari 1,5 miliar di seluruh dunia. Sebanyak 65 miliar pesan dikirim user per harinya. Namun demikian bukan berarti tidak ada celah yang memungkinkan kejatuhan WhatsApp. Salah satunya intervensi makin dalam dari sang induk, Facebook, yang membuat WhatsApp terindikasi sudah berbeda dari di masa silam.”Hal yang memicu level adopsi sebesar ini adalah kemudahan pemakaian WhatsApp, keamanannya dan kecilnya campur tangan marketing,” sebut Zak Doffman, kolumnis teknologi di Forbes.”Tapi sekarang Facebook, perusahaan induk WhatsApp, mau menjadikan semua sukses itu dalam risiko. Dan alasannya? Eksploitasi data,” tambah dia.Eksploitasi data tersebut mungkin berkaitan dengan rencana marketing Facebook. Facebook sudah memastikan akan memasukkan iklan di status WhatsApp, sesuatu yang sebenarnya ‘diharamkan’ pendirinya. Kemudian, akan ada integrasi antara Facebook Messenger, Instagram dan WhatsApp sehingga para pemakainya dapat berkirim pesan lintas platform.Persepsi bahwa WhatsApp aman pun dapat terganggu mengingat reputasi Facebook belakangan soal privasi dan sekuriti tidak sebaik dahulu. Belum lagi WhatsApp punya masalah seputar penyebaran hoax dan pemerintah negara seperti India, menekan mereka untuk membuka data.Perbedaan pendapat soal masa depan WhatsApp pun membuat kedua pendirinya tahun lalu lengser, yakni Jan Koum dan Brian Acton. “Bagi Facebook, risiko terbesar bagi reputasi WhatsApp mungkin adalah perubahan dari respek terhadap privasi,” tulis Laura Slattery dari Irish Times.Ketika iklan sudah datang, WhatsApp menurut dia akan menjadi sesuatu yang tidak keren lagi, menghasilkan uang dengan mengorbankan user.Akan tetapi, WhatsApp memang sudah menjadi layanan messaging yang jadi ketergantungan begitu banyak orang. Dalam waktu dekat, belum ada tanda-tanda sangat kuat bahwa nasibnya akan seburuk BlackBerry Messenger. (fyk/fyk)