Liputan6.com, Jakarta – Tim peneliti di Cyble kembali menemukan masalah mengkhawatirkan terkait penjualan data pribadi di pasaran.
Setelah membeberkan kasus data pengguna Zoom, kali ini peneliti menyebut, data yang dijual adalah data profil milik 267 juta pengguna Facebook.
Data milik ratusan juta pengguna Facebook ini dijual di dark web dengan harga yang sangat murah, yakni hanya USD 540 atau setara Rp 8,4 jutaan.
Mengutip laman Forbes, Rabu (22/4/2020), data-data milik pengguna Facebook yang dijual di dark web antara lain adalah alamat email, nama, ID Facebook, tanggal lahir, dan nomor telepon.
#Exclusive & #Breaking – 267 Million @Facebook Identities Sold for 500 Euros – online identities value is diminishing these days!https://t.co/UfEcsLBiKz#DarkWeb #ThreatIntel @BleepinComputer @Bank_Security @USCERT_gov @IndianCERT @NCSCgov @EU_Commission pic.twitter.com/iWXmu1r78M
— Cyble (@AuCyble) April 20, 2020
Meski tidak memuat kata sandi, data-data di atas bisa dipakai untuk menciptakan email phishing dengan mengatasnamakan Faceboook.
Parahnya, jika ada segelintir pengguna yang mengklik link (tautan) phishing mengatasnamakan diri sebagai Facebook, lebih banyak data bisa dicuri oleh si penjahat siber.
Nah, para peneliti membeli dan memverifikasi informasi tersebut. Rata-rata pemilik data berada di Amerika Serikat.