Jakarta, StikerWA Indonesia — WhatsApp beri tanggapan soal melejitnya aplikasi pesan instan seperti Telegram dan Signal usai heboh masalah privasi data yang menimpa layanan pesan instan milik Facebook itu.
Menurut WhatsApp hal itu adalah baik, karena pengguna memiliki kebebasan memilih.
“Pengguna memiliki pilihan, ini adalah sesuatu yang baik karena pengguna memiliki pilihan. Dan selalu baik ketika seseorang memiliki banyak pilihan aplikasi yang mereka ingin gunakan,” tutur Sravanthi Dev, WhatsApp APAC Communications Director, dalam konferensi pers virtual, Rabu (17/2).
Ia juga menilai meningkatnya popularitas Telegram dan Signal sebagai sesuatu yang wajar sebab setiap pengguna biasanya menggunakan aplikasi pesan instan berbeda-beda, tergantung dengan siapa mereka berbicara.
“Ini merupakan sesuatu yang sangat wajar bagi pengguna menggunakan aplikasi berbeda untuk berbicara dengan orang berbeda,” jelasnya.
“Terkadang mereka menggunakan aplikasi pesan instan tergantung pada siapa mereka berbicara,” katanya lagi.
Sebagai contoh, ketika berbicara dengan teman-teman tertentu mungkin menggunakan aplikasi pesan instan tertentu. Namun, ketika berbicara dengan keluarga, seperti kakek-nenek, atau orang tua, mungkin menggunakan aplikasi spesifik lainnya.
“Mungkin untuk berbicara dengan teman yang ada di belahan dunia lain, menggunakan aplikasi berbeda,” lanjut Sravanthi.
Sebelumnya, aplikasi pesan WhatsApp menuai kritik dan kegelisahan pengguna setelah mereka mengumumkan pembaruan kebijakan layanan dan privasi.
Kebijakan privasi ini membuat kepanikan lantaran disebut bakal membuat data pengguna bisa dibagi dengan perusahaan induk, Facebook.
Tak lama setelah rencana kebijakan privasi baru itu muncul, sejumlah pengguna mengajak pengguna lain untuk pindah aplikasi pesan instan lain.
Sebagian warganet mengajak pengguna WhatsApp untuk beralih ke Telegram. Signal ikut naik daun sebagai layanan pesan instan alternatif setelah dicuitkan oleh Elon Musk. Pengguna kedua pesan instan ini pun naik hingga jutaan orang.
Namun, belakangan Whatsapp menjelaskan kebijakan berbagi data dengan Facebook telah diumumkan sejak Juli 2020. Namun, data yang dibagi bukan data isi percakapan antar pengguna. Data percakapan antar pengguna tetap aman dilindungi enkripsi end-to-end.
Data yang dibagi adalah data percakapan pengguna dengan layanan WhatAapp Bisnis. Tapi, tak berarti semua percakapan dengan akun WhatsApp Bisnis bisa dilihat Facebook.
Hanya layanan WhatAapp Bisnis yang menggunakan layanan cloud Facebook untuk menyimpan dan mengolah percakapan dengan pengguna yang bisa dibagi. Pengguna pun akan menerima notifikasi sebelum berbicara dengan layanan Bisnis yang menggunakan jasa Facebook ini.
Menurut Sravanthi, pembaruan kebijakan layanan yang mereka lakukan awal Januari tahun ini dilakukan lantaran WhatsApp hendak meluncurkan layanan baru. Layanan baru yang ditawarkan bagi pengguna WhatsApp Bisnis untuk menyimpan dan mengolah perbincangan dengan konsumen mereka.
“Sebab, bisnis ini menerima sangat banyak chat dari pengguna, sehingga mereka butuh tempat untuk mengelola semua percakapan itu agar bisa memberikan kenyamanan bagi pengguna,” tuturnya.
Menurut Sravanthi, sebelumnya layanan bisnis besar memang kerap menyimpan percakapan WhatsApp dengan konsumen mereka di infrastruktur mereka sendiri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan layanan mereka terhadap konsumen.
Namun, kali ini Facebook ingin menyediakan layanan cloud bagi Bisnis yang lebih memilih menyewa infrastruktur ketimbang memiliki dan memelihara infrastruktur itu sendiri. (eks/fea)
[Gambas:Video StikerWA]